Santri Nakal dan Kearifan Kiai

1,885 kali dibaca

Lazimnya di lembaga pendidikan pada umumnya, di pondok pesantren pun, yang nota bene sebagai lembaga pendidikan agama, juga tak steril dari adanya santri nakal. Tapi, setiap pesantren, juga kiainya, selalu punya keunikannya sendiri, termasuk dalam hal menangani santri nakal.

Inilah cerita lisan yang berkembang, dan disebut-sebut bersumber dari guyonan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid), yang disandarkan dari kisah nyata:

Advertisements

Di salah satu pondok pesantren besar dan berpengaruh di Jawa, saat itu ada salah seorang santri yang nakal, sangat nakal. Jarang ikut mengaji dan salat berjamaah. Suka keluyuran keluar pondok. Malah, suka mengintip pondok putri, mengintip santri-santri perempuan dengan berbagai cara.

Sudah berkali-kali santri nakal ini diberi peringatan oleh bagian keamanan pondok, tapi tidak mempan juga. Pernah diberi hukuman alias takzir, tak berubah juga kelakuannya. Bahkan, kenakalannya sudah mulai membawa pengaruh buruk pada santri-santri lain.

Kehabisan kesabaran, pihak keamanan pondok akhirnya berniat “memulangkan” santri nakal tersebut kepada orangtuanya. Ini merupakan hukum terberat bagi seorang santri: diusir dari pondok.

Sebelum “memulangkan” santri nakal ini, pihak keamanan pondok sowan kepada kiai untuk meminta izin. Jika kiai memberi lampu hijau, saat itu juga si santri nakal akan diusir dari pondok.

Tapi apa jawaban kiai setelah menerima pengaduan pihak keamanan pondok?

“Loh, orangtua, kan, sudah memasrahkan sepenuhnya ke pondok, agar anak-anak ini menjadi baik. Ya, dari kurang baik menjadi baik. Kalau ada santri yang nakal lalu dikembalikan kepada orangtuanya, lalu apa fungsinya pesantren ini? Tugas kita menjadikan mereka ini, santri-santri ini, menjadi orang baik,” kata kiai.

Pihak keamanan pondok bingung dan kaget. “Tapi segala cara sudah kami lakukan Pak Kiai, dan anak ini malah menjadi-jadi kenakalannya. Kami tidak tahu lagi harus bagaimana….”

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan