Santri dan Mudik Lebaran

1,192 kali dibaca

Ini adalah tahun kedua Lebaran di tengah pandemi. Banyak hal yang berubah, mulai dari kebiasaan, kegiatan, dan perayaan momen-momen penting. Bagaimanapun, tidak ada seseorang yang menginginkan hal ini. Apalagi saat Lebaran, sebagian besar orang menginginkan berkumpul di kampung halamannya. Bersama kelurga, mengingat memori saat kecil di kampung halaman, atau bertemu kerabat yang, bahkan kita tidak pernah bertemu sebelumnya. Hanya di momen Lebaran kita bisa bertemu sapa dengan mereka.

Banyak hal menyenangkan sekaligus menjengkelkan sebenarnya saat momen Lebaran itu. Menyenangkan, tentu saja bisa bertemu dengan orang tua di rumah. Apalagi seorang santri, yang sekian lama menahan rindu, menabungnya sedikit demi sedikit di balik tembok pesantren, kadang-kadang, tak ada yang bisa mengobatinya selain air mata.

Advertisements

Sisi lain yang menjengkelkan adalah muncul pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya hanya basa-basi, tapi tetap saja masuk ke dalam hati. Biasanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut datang dari keluarga yang jauh. Selain menanyakan kabar, ada turunan pertanyaan yang sebenarnya cukup merasahkan untuk seorang santri.

Misalnya, kapan rabi (nikah), ngaji sudah sampai mana, sudah hafal Alfiah berapa bait, dan sederet pertanyaan lain yang keluar dari mulut ke mulut. Mungkin, untuk sebagian santri, pertanyaan tersebut tidak mengenakkan. Pasalnya, secara tidak langsung hal tersebut merupakan “pengingat” atau cambukan yang belum siap untuk dihadapi.

Bagaimana tidak, saat santri merasa hal itu belum sepatutnya ditanyakan, namun harus terlebih dulu mendengarnya. Padahal, mereka sedang sibuk-sibuknya menuntut ilmu. Ada harapan kecil  seandaniya bisa disampaikan oleh hati. Seperti doakan saja semoga semua berjalan lancar, atau doakan saja supaya dapat ilmu yang berkah. Di tambah, tidak semua santri memiliki kemampuan belajar yang sama.

Artinya, sebagaimana manusia pada umumnya, santri memiliki kemampuan dan kecakapan ilmu yang berbeda-beda. Ada yang pandai menulis, ada yang pandai berpidato, ada yang pandai teknologi, ada yang pandai desain, dan kepandaian-kepandaian lain yang berbeda-beda.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan