Ramadhan dan Keharmonisan Sosial

652 kali dibaca

Umat Islam di seluruh dunia memasuki bulan suci penuh berkah dan ampunan, yakni Ramadhan. Juga pada bulan ini orang Islam yang sudah akil balig diwajibkan berpuasa. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 183, yaitu:
يَاَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Selain diwajibkan berpuasa, bulan Ramadhan juga memiliki keistimewaan tersendiri yang melebihi bulan-bulan lain. Salah satunya adalah, ketika seseorang berpuasa di bulan ini maka dosa-dosa (kecil) yang pernah dilakukan pada masa lalu akan dihapuskan. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad Saw:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَبًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang berpuasa dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka diampuni dosa-dasanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Advertisements

Sementara itu, yang tak kalah menariknya adalah bahwa esensi penting dari bulan Ramadhan; sebagai bulan pencegahan atau menahan diri dari pelbagai bentuk keburukan. Artinya, bulan ini menjadi latihan umat Islam untuk membersihkan diri dari keburukan dengan mencegah dan menahan diri. Bukan sekadar perkara yang dapat membatalkan puasa, melainkan juga perbuatan lain yang dapat memecah belah keharmonisan sosial; berbicara kotor, berbohong, memaki, ujaran kebencian, merusak termasuk melakukan aksi kekerasan dan teror.

Tidak mengherankan, apabila bulan Ramadhan juga dikenal sebagai bulan jihad. Maksudnya jihad melawan hawa nafsu yang suka merusak atau mengusik diri sendiri dan keamanan serta ketenteraman orang lain. Karena itulah, bulan Ramadhan ini patut dijadikan sebagai momentum untuk membangun keharmonisan sosial guna melahirkan kesejahteraan, kedamaian dan keamanan. Bukan hanya bagi diri sendiri (bersifat parsial) melainkan juga untuk bangsa Indonesia (bersifat universal).

Artinya, bulan Ramadhan bukan sekadar dimaknai sebagai bulan diwajibkannya berpuasa bagi seluruh umat Islam. Akan tetapi, lebih dari itu yakni, sebagai bulan perbaikan atau pendidikan sikap serta perilaku setiap individu muslim. Dari yang awalnya berperilaku sombong, intoleran, dan suka menghasut, menjadi toleran, santun, ramah, dan lain-lain guna mewujudkan keharmonisan sosial dan perdamaian secara universal.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan