Radikalisme Versus Ateisme

938 kali dibaca

Mengejutkan, tapi tren ini sebenarnya sudah menguat sekitar satu dekade terakhir: di negara-negara Islam, jumlah penganut ateisme atau orang-orang ateis meningkat signifikan. Apa sebab?

Sejumlah penelitian, meskipun mungkin baru bersifat pendahuluan, mengungkap bahwa di negara-negara kawasan Timur Tengah atau negara-negara Islam seperti Arab Saudi, Mesir, Turki, Iran, Maroko, dan beberapa lainnya terjadi tren naik jumlah orang yang beralih dari teisme ke ateisme.

Advertisements

Pada 2014, Universitas Al-Azhar Kairo melakukan jajak pendapat. Hasilnya, sebanyak 10,7 juta orang dari 87 juta penduduk Mesir mengaku ateis. Data ini diperkuat laporan Pengadilan Mesir di tahun yang sama, yang mengungkap bahwa terdapat ribuan perempuan yang menggugat cerai suami mereka. Alasannya, suami mereka ternyata ateis. Di Mesir, ketika suami tidak beragama Islam, seorang perempuan Islam diperbolehkan menggugat cerai suaminya.

Tren yang sama juga terjadi di Arab Saudi. Berdasarkan hasil riset WIN-Gallup International (PDF) tahun 2012, diketahui sekitar 19 persen dari total penduduk Arab Saudi mengaku tidak terlibat dalam praktik keagamaan dan lima persen lainnya ateis. Artinya, sebanyak 1 juta warga Arab Saudi mengaku ateis, dan hampir 6 juta orang tidak taat beragama.

Sementara itu, di Turki, berdasarkan hasil survei dari lembaga riset sosial-politik Konda, dalam sepuluh tahun terakhir populasi ateis jumlahnya meningkat tiga kali lipat. Di Irak, jagat maya diramaikan akun-akun media social berbau ateisme, dan pengikutnya (followers) mencapai puluhan ribu. Juga di Iran. Di negeri para mullah ini, seperti pernah dilaporkan Statistical Center of Iran pada 2011, ada sekitar 0,3 persen dari total penduduk yang mengasosiasikan diri sebagai bukan pemeluk agama. Bahkan, mereka memiliki lembaga atau jaringan tersendiri, yang pengikutnya juga semakin banyak.

Ateisme juga melanda sejumlah negara Timur Tengah lainnya. Hasil survei yang dirilis Institut Dar Al-Ifta pada 2014, tren naik atiesme juga terjadi di Maroko, Tunisia, Yordania, Sudan, Suriah, Libya, dan Yaman. Tren ini diprediksi akan terus menguat pada tahun-tahun mendatang. Setidaknya, berdasarkan riset pertumbuhan agama-agama besar di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara yang dilakukan PEW Research Center, disebutkan bahwa jumlah ateis di Timur Tengah pada 2010 diperkirakan sekitar 2,1 juta orang, dan diproyeksikan pada 2050 akan meningkat menjadi sekitar 3,2 juta jiwa.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan