PUISI PALING SUCI

1,529 kali dibaca

LALABAT

Tak ada yang bisa diberi
Selain puisi paling suci
Kepada rumah dan segala isi
Berduka memandangi sunyi

Advertisements

Mulai hari pertama setelah keranda dipikul
Ingatan menjadi makin mengubun
Namun, siapa sangka kenangan saling bersalaman
Pamit memilih tinggal bersama Tuhan

Orang-orang datang mengetuk pintu
Mereka membawa senyum, masuklah satu per satu
Duka tak lagi bersemayam betah
Sebab, pundak ditepuk dengan doa-doa

Hari kedua, ketiga, sampai ketujuh
Hadiah pelukan tak henti dituju
Sebagai pengantar kebahagiaan sederhana
Selepas ditinggal separo hatinya menuju bulan paling purnama

Tak ada yang lebih diharap setiap malamnya selain Fatihah
Patahan-patahan hurufnya bersimbah rangkul paling ramah
Nyeri di hati berbekas
Ranum oleh tahlilan, obat pamungkas

Sumenep, 11 Juli 2021.

SUMPAH MERAH DARAH

Demi tangis yang mendarahdaging pada tanah pusaka
Aku bersumpah semerah darah
Biar mati segala keangkuhan
Bersama kasta terkubur dalam-dalam

Teruntuk rakyat yang hampir punah sebab keserakahan
Duduklah dengan tenang
Rapalkan harapan meski ketidakadilan riuh
Aku, di bawah tirai juang akan membawamu ke satu tuju

Berhentilah menangis kalian
Sebentar lagi akan kujemput hujan

2021.

PAMEKASAN DALAM PUISI

Engkau beribu kata tersimpan
Bila dituang, maka tumpah jadi hujan
Hujan yang sesekali meniduri diri
Menjadikan dingin sebagai puisi

September 2021.

PAGI
:nv

Awan memerah, tersipu malu pada pagi
Burung bercuit menggoda matahari

Ayam-ayam menolak dingin
Dicarinya segala ingin

Tumbuhan melenggang tubuhnya

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan