PUISI BULAN DESEMBER

1,910 kali dibaca

DESEMBER 

Sudah Desember saja, ya
Tahun-tahun ternyata tak hanya untuk kita
Tapi angin tetap memandu terbang burung punai
Awan sembunyikan bintang berkilauan
Dan dadaku
Selalu sungai yang keruh setiap kali turun hujan

Advertisements

Menanti bertukar tahun ternyata ambigu juga
Adakah sebenarnya yang ditunggu?
Dari musim ke musim cuma kangen yang mulai berluruhan itu
Ada tangis ibu yang nyaring menitik di celah belah jantungku

Selamat merayakan dan merelakan, ya
Bagi burung-burung
Bagi bintang-bintang
Bagi dadaku yang senantiasa sungai, hanyalah sungai

Yogyakarta, Desember 2022.

BESOK KITA MENIKAH
: untuk Rahem dan Sirriyana

Aku telah menjadi hari-hari yang paling setia menunggu
Menjadi kabar, teramat duka kunanti ‘temu’
Menjadi puisi, terkagum-kagum aku pandangi cantikmu itu

Dan esok kita menikah
Kita akan menjadi sepasang kupu-kupu
Yang terbang dari daun ke daun
Melompat dari pintu ke pintu
Hingga habis segala keindahan di dunia
Sebab senyummulah bagiku warna bebunga

Cincin dengan mata mawar di jarimu itu, Sirriya
Sebagai bentuk penyerahan hidup yang cuma sekali
Akan kutanggung ceria juga luka
Maka cukuplah jantungmu menanggung denyutku di dada

Besok kita menikah, ya?

Yogyakarta, Desember 2022.

SIA-SIA

Andai kita tak pernah benar-benar bertemu
Di bawah gerimis yang berguguran satu-satu
Andai tembok yang tinggi mampu halangi jatuh hatiku padamu
Andai ‘andai’ memberiku pilihan berandai-andai

Aku ingin menjadi dirimu pada lima tahun yang lalu
Hanya akan kutulis puisi tentang daun-daun yang tumbuh kemudian luruh
Sepasang capung yang hinggap dan pergi di pohon depan rumahmu
Biar cukup semesta yang sajak dalam diriku

Hingga mungkin tidak aku kenali seorangpun perempuan lagi

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan