Pesantren Salaf Hari Ini

2,308 kali dibaca

Euforia pendidikan pesantren tampak semakin mengagumkan. Segala kualitas dan mutu sudah mengalami peningkatan. Terlebih, minat masyarakat yang semakin tinggi terhadap tren mondok.

Mungkin jika kita membahas eksistensi pesantren di kampung sepertinya terlalu klise. Apalagi di Madura, yang nota bene masyarakatnya adalah masyarakat santri, dan pesantren menjadi pilihan utama. Di kota, arus tersebut juga sudah menjalar. Tak sedikit orangtua di kota lebih memilih memondokkan anaknya di pondok pesantren.

Advertisements

Stigmasi masyarakat yang menyebut bahwa santri itu kolot, terbelakang, dan tidak maju sudah tidak lagi relevan. Bahkan, vibes santri hari ini semakin bersinar saja. Banyak masyarakat yang sudah mulai melirik eksistensinya, mulai dari kalangan politikus, pejabat, sampai calon mertua. Sangat bersyukur sekali sebenarnya menjadi santri di era hedon ini.

Dunia sinetron dan perfilman pun tidak mau kalah. Banyak cerita dalam sinetron dan film yang berlatar pesantren. Sebut saja sinetron Kun Anta, The Santri (film yang gagal debut karena polemik), Sisterillah (perjalanan persahabatan lima santriwati), Lima Menara, dan lain-lain. Disadari atau tidak, realitas tersebut semakin menunjukkan bahwa tren mondok di kalangan masyarakat menguat.

Di sisi yang berbeda, beberapa institusi perguruan tinggi pun mulai melirik sistem pembelajaran pesantren untuk diadopsi di kampusnya. Fakultas Syariah IAIN Madura, misalnya, yang mengarantina mahasiswanya di pondok pesantren dalam kurun waktu yang ditentukan untuk belajar kitab kuning. Jangan salah, ini bukan promosi kampus. Ini sebagai contoh saja. Di banyak kampus IAIN atau UIN, gejala semacam sudah mulai tumbuh.

Tren mondok tentu memiliki beberapa faktor. Achyat Khalili dalam tulisannya di buletin Sidogiri yang bertajuk “Euforia Pendidikan Pesantren” menjelaskan bahwa faktornya ada dua, yakni faktor eksternal dan faktor internal.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

One Reply to “Pesantren Salaf Hari Ini”

Tinggalkan Balasan