PERYATAAN YANG TERKUTUK

1,578 kali dibaca

GILIYANG

Ombak lebih kencang lagi menerpa buritan, Sayang
Ia menggelora hingga kapal-kapal menepi
Ikan-ikan tergelapar dalam sunyi
Sedang aku perlahan mendengar tangismu
Tangis yang makin menderu di sepanjang waktu

Advertisements

Dari setiap desir angin dan cuaca yang begitu dingin
Aku paham tak ada yang baik-baik saja dalam tubuhmu
Barangkali di kejauhan orang-orang sibuk
Merencanakan suatu perhelatan

Bangunan baru akan tumbuh di setiap desing waktu
Jembatan-jembatan yang makin hari makin panjang menusuk hati
Dan orang-orang berlabu di tubuhmu, di dermaga ini
Menyusun rencana-rencana dengan topeng di setiap geriknya
Kau yang jelita, akan disayembarakan nantinya

Ombak makin gencar menerpa bibir pantai, Sayang
Tak ada lagi pelaut yang biasa begadang sampai larut
Sampan-sampan kehilangan tuan
Karang makin hancur di tengah lautan
Ikan-ikan tergelapar dalam kesedihan

Sedang tangismu makin menjadi
Tak ada yang mendengar
Dan aku tak tahu harus apa kini.

Gapura, 2022.

SEBUAH PERMINTAAN

Bisakah kau kirimkan
Aduh, setidaknya sebuah pagar dengan runcing duri-duri
Seperti tatap matamu yang selalu menghunus hati
Pada malam-malam yang bahkan
Lebih gigil dari musim penghujan.

Akan kupasang mengelilingi taman di pekarangan
Agar tak ada yang tiba-tiba menyusup;
Membakar bunga-bunga, menghanguskan kupu-kupu
Yang merisabah sari-sari di dalam sana
Membuat tanah yang sudah kujaga kesuburannya
Gersang tanpa sisa.

Sebab aku tengah jengah
Berjaga setiap hari di beranda
Beranda yang pernah kita diami berdua
__dan sekarang hanya aku saja.

Gapura, Desember 2020.

BELATI

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan