Peran Signifikansi Humor di Kalangan Pesantren

693 kali dibaca

Tertawa mampu merenggangkan otot-otot yang tegang. Tertawa juga sebagai penawar manjur untuk menyegarkan jiwa. Tertawa yang lahir dari humor dapat menjadi katarsis untuk melepaskan segenap tekanan dalam jiwa. Dari itu, humor begitu penting terhadap kesehatan. Manusia yang tidak memiliki jiwa humor mudah terserang stres. Sebaliknya, manusia yang mempunyai jiwa humor maka kesempatan untuk sehat semakin besar. Di kepala manusia berjiwa humor, persoalan hidup bahkan kesulitan pun terkadang menjadi bahan humor.

Dewasa ini, persaingan hidup semakin ketat. Siapa yang berkuasa, ia jaya. Siapa yang beruang, ia makmur. Siapa yang punya orang dalam, ia menang. Realitas kehidupan diwarnai dengan saling cekal dan sikut. Hal ini, berpotensi munculnya ketegangan dan stres. Semakin hari, semakin banyak jumlah masyarakat yang terjangkit stres. Pada posisi inilah humor menemukan perannya yang signifikan.

Advertisements

Larisnya konten-konten humor di youtube akhir-akhir ini menunjukkan bahwa kebutuhan humor di masyarakat begitu tinggi. Masyarakat membutuhkan hiburan setelah tertekan oleh dinamika yang makin kompleks. Menikmati konten-konten humor menjadi sarana ampuh untuk melenyapkan segala kepenatan dan ketegangan.

Jalaluddin Rakhmat dalam buku Retorika Modern menjelaskan tentang teori humor:

Pertama, teori superioritas dan degradasi. Teori ini menyatakan bahwa kita tertawa bila menyaksikan sesuatu yang janggal, aneh atau menyimpang. Kita tertawa karena merasa tidak punya sifat-sifat objek yang menggelikan. Sebagai subjek, kita memiliki kelebihan, sedangkan objek tertawa kita mempunyai sifat-sifat yang rendah. Teori ini mudah kita temukan pada berbagai acara humor di televisi atau youtube.

Kedua, bisosiasi. Teori ini menyatakan bahwa kita tertawa apabila secara tiba-tiba menyadari ketidaksesuaian antara konsep dengan realitas yang sebenarnya. Menurut teori ini, humor muncul karena kita menemukan hal-hal di luar dugaan.

Ketiga, teori inhibisi. Ini teori paling teoritis yang bersumber dari Sigmund Freud. Kita sering menekan pengalaman-pengalaman yang tidak enak atau keinginan-keinginan yang tidak bisa kita wujudkan dalam ke alam bawah sadar. Saah satu dorongan yang kita tekan itu adalah dorongan agresif. Dorongan agresif masuk ke alam bawah sadar kita dan bergabung dengan kesenangan bermain di masa kanak-kanak. Bila kita lepaskan dorongan ini dengan sesuatu yang bisa diterima masyarakat, kita melepaskan inhibisi. Kita merasa senang karena lepas dari sesuatu yang menghimpit kita. Kita melepaskan diri dari ketegangan. Kita senang. Karena itu kita tertawa.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan