PERAHU KERTAS DARI TUHAN

1,859 kali dibaca

DI TELINGAMU BUNGA MELATI
~Hana

Di telingamu, Bunga Melati
Telah membasahi halaman diksi
Apabila hujan rela membumi
Barangkali tetesnya tumbuh merekah menjadi puisi

Advertisements

Di telingamu, Bunga Melati
Membuat iri sepasang Burung Kutilang
Yang mulai pulas di dasar malam
Berselimut rasa sayang

Di telingamu, Bunga Melati
Merayu mata menjadi nelangsa
Di sepanjang bibir Selat Malaka
Telah kelu kuucap kata-kata.

Prenduan, 19:40.

PERAHU KERTAS DARI TUHAN

Tuhan,
Ingin kugulung usia
Di mana waktu belum mengenal segala
Hanya bisa bermain suka, tak juga duka
Layaknya perahu yang pernah engkau buat selepas senja

Barangkali tanah bertanya,
“Di manakah air
Untuk melayarkan perahu Tuhan hingga ke hilir?”

Aku gusar, mengamati awan
Yang menghujani telaga tanpa hulu
Lalu berkata,
“Akulah Tuhanmu”.

Prenduan, 19:40.

MEMBISU RINDU

Kamu mencintai rindu
Yang menggugurkan harapan di kening waktu
Seketika itu aku adalah tanju
Dibisukan luka dari janji paling semu

Hanya denging Merpati
Menggema menjadi pasrah paling duri
Barangkali bersetia hinggap di ranting hati
Sedangkan malam-malam sebisu sunyi

Apakah rindu ini menandakan kekurangan?
Antara suram dalam jalan kenangan
Adapun di pinggirannya gemetar kelopak bunga
Yang siap dirundu pilu, terkulai di pundak senja

Maka adakah air mata yang benar-benar jatuh
Di pipi fajar sebelum subuh
Sehingga paruh musim sudi berbincang
Dalam menimang kelu rindu di ufuk bayang.

Prenduan, 19:40.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan