Penjual Mimpi

1,592 kali dibaca

Desa Sukadarmo adalah sebuah desa yang menyejukkan mata. Sampai ujung mata memandang, yang tampak adalah hamparan padi yang hijau, sungai berair jernih yang membelah persawahan, embun-embun yang bergelayutan di daun-daun, dan udara yang sejuk. Semua itu mampu menyejukkan hati dan pikiran yang sedang kalut.

Memang tak dapat dimungkiri, di Desa Sukodarmo ini adalah salah satu lumbung padi. Desa ini sering mendapat penghargaan dari bupati karena menjadi penghasil beras terbanyak di kabupaten. Tapi ada yang ironis dari penghargaan yag mereka dapat; warga Desa Sukodarmo hidupnya tetap begitu-begitu saja. Kondisi rumah mereka tetap dengan tembok yang penuh lubang sehingga tampak batu bata yang mulai rapuh. Jalan di depan mereka tetap saja penuh dengan lubang, bahkan ada yang menjulukinya wisata jeglongan sewu. Hal itu karena hampir setiap langkah ada lubang di jalan, mulai dari yang sekecil mangkok, sampai sebesar kolam ikan di taman.

Advertisements

Sebulan lagi adalah masa pilkades. Inilah yang ditunggu-tunggu oleh warga Desa Sukodarmo. Mereka suka karena berbagai sebab. Mulai dari yang menunggu perubahan jalan di desanya, ada pula yang menunggu dibukanya KUD di desanya, dan ada pula yang hanya menunggu amplop cinta dari calon kades.

***

Mentari mulai mengintip dari balik pengunungan Arjuno. Tiga petani utun berangkat ke sawah dengan membawa pupuk, timba, dan cangkul yang diangkut dengan sepeda yang dituntun melewati jalan yang becek dan berlubang. Mereka pun mulai berbincang santai mengenai calon-calon kades di desa mereka.

“Aku pilih Pak Jony, orangnya sangat jelas janjinya. Ya, kan?” kata Suryo.

“Realistis bagaimana, Sur?” tanya Yono.

“Kata Pak Jony, sekarang desa kita dapat dana satu miliar. Katanya juga, kalau dana itu cair, Pak Jony akan membangun seluruh jalan-jalan di desa kita. Jadi, kita nggak perlu lewat jalan-jalan yang bergelombang, berlubang, dan becek kayak begini. Apalagi, dia mau menghidupkan KUD yang akan memakmurkan petani kecil kayak kita ini, dan mendatangkan tengkulak-tengkulak baik dari kota, yang mau membeli hasil panen petani dengan harga tinggi.”

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan