Pelayat dari Langit

1,217 kali dibaca

TBC mengerikiti tubuh ibu, membuat dia menjadi penghuni ranjang dengan kondisi yang tidak baik-baik saja. Sering kali dia batuk darah, membuat tubuhnya bergetar diiringi napas ringkih tersengal-sengal penuh penderitaan. Padahal, dia berharap tahun ini bisa menyambut Ramadan dengan penuh suka cita.

“Pisang yang ada di kebun tolong dibawa pulang untuk dibuat kolak. Sisanya bagikan ke tetangga,” pinta ibu. Tiga hari sebelum masuk hari pertama Ramadan, ibu sudah berpesan kepadaku di dalam pembaringannya.

Advertisements

Ibu memang selalu seperti itu. Meskipun dalam kondisi sakit, dia masih sempat memikirkan tetangga. Betapa pun, dia dalam keadaan susah makan, tetap saja dia selalu memikirkan orang lain. Hal itu membuatku kagum dan jengkel. Padahal para tetangga tidak peduli dengan nasib kami. Bahkan sekadar menjengguk ibu yang sedang sakit pun tidak pernah.

Mereka malah mengolok-olok ibu dengan ucapan-ucapan yang bikin kami sakit hati, seolah-olah dosa kami tidak termaafkan, dengan menyebut kami keluarga PKI. Padahal, mereka tidak berhak menghakimi kami untuk kesalahan masa lalu. Apalagi bapak sudah minta maaf. Namun, ibu selalu bersabar dan memaafkan mereka.

Rumah mereka berdempetan dengan rumah kami, bahkan hanya di batasi oleh tembok dengan selisih satu atau dua meter dari tembok rumah kami. Rumah kami tak terlalu sederhana, bisa dibilang sederhana saja belum. Hanya satu bangunan, itu pun masih bertembok kayu di bagian depan. Gentingnya belum bisa kami ganti. Masih berwarna merah kehitam-hitaman— selama berpuluh-puluh tahun telah melindungi kami dari hujan dan sengatan matahari. Tembok kayu di bagian dapur sudah dikerikiti oleh rayap.

Meskipun begitu, rumah kami ya istana kami. Apa pun bentuk bangunannya, kami masih akan setia menjadi penghuninya. Rumah ini menjadi saksi aku dilahirkan ke dunia ini. Tentu banyak sekali kisah yang terjadi. Rumah ini adalah rumah yang dibangun kakek dan nenek dengan peluh dan cinta. Setelah kakek dan nenek mangkat, rumah ini menjadi hak waris ibu sebagai anak bungsu.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan