Panggil Aku Gus Parit (3)

2,667 kali dibaca

Kampus sebagai saksi kami melaksanakan kewajiban. Kewajiban menuntut ilmu seperti yang tertuang dalam agama dan kewajiban taat mengikuti perintah orang tua. Kewajiban formalitas karena ikut-ikutan kuliah, takut lulus SMA bergelar “pengangguran”, ini menjadi tujuan utamaku. Kuliah adalah simbol prestisius bagi keluarga, apalagi yang masih dalam perkampungan, tentu menaikkan kasta di mata bunga desa idaman dan calon besan, apalagi dalam undangan pernikahan titel akan ditulis lengkap. Demikian Gus Parit temanku mengemukakan tujuannya. Kuliah berdasarkan innamal a’malu binniyat. Betul?

Faisal adalah aku, dan Gus Parit adalah karibku. Sahabat kental, lebih dari sedarah sepersusuan. Mafhum, kami dibesarkan tak pernah dipisah. Beda warna, beda rupa, dan beda rasa bukan aral untuk menjadi kombinasi, graffiti, atau mural kehidupan. Aku senang keseriusan, maka Gus Parit datang dengan joke-nya yang menyantaikan. Aku dalam kepanikan, maka Gus Parit bersedia menjadi Anton Chekov dengan mengatakan klimaks tragedi adalah komedi.

Advertisements

Berpikir adalah bagianku dan tertawa menjadi miliknya. Tertekan menjadi gaya hidupku, maka Gus Parit melawan dengan skeptismenya. Jika Gus Parit berpikir, maka Tuhan pun akan tertawa, karena pandanganku Gus Parit “tak pantas” berpikir. Berpikir baginya adalah tawa, bagaimana cara tertawa dan menertawakan akan membuat ringan, menjadi berani, dan melengkapi. Gus Parit menjadi shotgun yang menembaki subversifku yang kian terjebak tegang dalam rintihan elegi kemanusiaan.

Siang ini, aku, Gus Parit, juga teman sekelas menikmati lantunan mata kuliah agama dengan dosen favorit kami, Bapak Tulus Sukoco. Di akhir kuliahnya, beliau berpesan, “Saya yakin semuanya di sini adalah orang berilmu, tidak peduli ilmu banyak atau sedikit, yang penting harus mengamalkannya. Beramal ilmu, harta, tenaga, dan pikiran tentu saja harus dengan keikhlasan, kalau tidak tentu akan sia-sia. Sederhana saja, belajar ikhlas dengan melakukan dan melupakan. Itu pesan saya, terima kasih,” bergegas mengucap salam dan meninggalkan kelas. Tiba-tiba riuh kelas terdengar.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan