Olok-olok

1,208 kali dibaca

Kalau sedang iseng, sesekali saya berselancar di dunia maya, menyusup ke platform-platform media sosial (medsos) yang disesaki para remaja atau anak-anak muda, yang sering juga dijuluki sebagai “bocil” atau “alay-alay”.

Namun dari sana, suatu hari di pekan lalu, saya menemukan semacam komedi satir yang menggetarkan meja karena saya harus terpingkal-pingkal dibuatnya. Jika didramatisasi ke dalam sebentuk cerita mini, komedi satir itu kira-kira akan tampil dengan plot seperti ini:

Advertisements

Di sebuah majelis, seorang ustaz sedang menjelaskan perkara rukun-rukun dalam ajaran Islam, yaitu rukun iman dan rukun Islam. Setelah penjelasan sang ustaz berakhir, seorang jemaah “bocil” mengacungkan jari lalu bertanya.

“Pak Ustaz, kenapa hanya di agama Islam yang ada ajaran tentang rukun-rukun seperti itu. Di Hindu, misalnya, tak ada itu rukun iman atau rukun Hindu. Di Budha dan Kristen juga tak ada itu rukun iman atau rukun Budha dan rukun Kristen. Baru di Islam ada rukun iman dan rukun Islam. Apa karena umatnya tak rukun-rukun atau karena umatnya tak bisa rukun dengan yang lain, ya, itu….”

Gerrrr. Sebagian jemaah tertawa mendengar pertanyaan ngaco itu. Pertanyaan yang membuat sang ustaz hanya bisa tersenyum masam.

Jika tanpa konteks atau setting sosial, komedi satir itu tak bermakna apa-apa. Tapi hari-hari ini, selain memaksa saya terpingkal-pingkal, komedi satir itu terasa menampar-nampar wajah kita. Kita sebagai umat Islam. Kita sebagai kaum muslim. Komedi satir itu mewakili apa yang sedang terjadi: jangankan terhadap umat agama lain, dengan sesama muslim saja kita saling berolok-olok.

Pada derajat yang paling rendah, olok-olok adalah sebentuk candaan tanpa motif, tanpa pretensi. Ia adalah guyonan belaka. Tapi pada derajat tertentu, olok-olok adalah ekspresi dari kebencian, dari rasa benci. Kebencian dari seseorang kepada orang lain. Kebencian dari sekelompok orang kepada kelompok orang lain. Kebencian dari satu identitas kepada identitas lain.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

One Reply to “Olok-olok”

Tinggalkan Balasan