Nyai Solichah Wahid Hasyim dan Pendidikan Karakter

3,866 kali dibaca

Nyai Solichah Wahid Hasyim adalah tokoh yang layak dijadikan panutan oleh kaum hawa. Sebab, Nyai Solichah tergolong sebagai ulama perempuan yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan bagi perempuan dan anak.

Memiliki nama panggilan akrab Munawaroh saat kecil, beliau dilahirkan di Jombang, Jawa Timur, 11 oktober 1922. Nyai Solichah merupakan putri kelima KH Bisri Syansuri dan Nyai Chodijah dari 10 bersaudara.

Advertisements

Sejak belia, Nyai Solichah telah memperoleh pendidikan di lingkungan pesantren. Kedua orangtuanya, KH Bisri Syansuri dan Nyai Chodijah, yang mengajarkan berbagai disiplin ilmu seperti nahu, saraf, balaghoh, mantiq, hingga pendidikan kepemimpinan.

Pada usia 14 tahun, Nyai Solichah dinikahkan KH Wahid Hasyim yang merupakan putra Hadratusysyaikh KH M Hasyim Asy’ari. Dari sinilah Nyai Solichah semakin tumbuh menjadi perempuan yang dewasa dengan pemikiran-pemikiran yang bahkan melebihi perempuan sebayanya saat itu.

Sayangnya, pernikahannya dengan KH Wahid Hasyim tak berlangsung lama karena Kiai Wahid Hasyim meninggal dunia kecelakaan kecelakaan. Meskipun demikian, Nyai Solichah tetap tegar dan berusaha untuk menjadi sosok ibu yang tangguh dengan mengurus keluarga kecilnya. Semuanya dilakukan secara mandiri, hanya dengan sedikit bantuan dari kerabat yang ada di Jakarta saat itu. Nyai Solichah juga membiayai seluruh pendidikan putra putrinya dari hasil keringatnya sendiri. Pada saat itu, ia yang telah menjadi kontraktor sebuah proyek pembangunan, sangat memperhatikan dan mengedepankan pendidikan terhadap putra-putrinya.

Dari sini, secara tidak langsung Nyai Solichah memberikan contoh kepada kita, dan utamanya pada putra-putrinya, bahwa menjadi sosok ibu yang sekaligus merangkap menjadi ayah bisa dilakukan oleh seorang wanita. Juga, bahwa menjadi pemimpin bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau melakukannya, tanpa harus terpaku pada marwah sebagai wanita karena menghidupi keluarga adalah wajib.

Dari cerita putra-putrinya, terlihat bagaimana sosok Nyai Solichah menanamkan pelajaran yang pada zamannya jarang sekali diajarkan dalam pendidikan formal. Yaitu, bahwa karakter adalah suatu hal yang sangat penting sekali sebagai fondasi awal pada anak untuk menunjang masa depannya kelak. Rasanya perlu kita sepakati bahwa maqolah al- Ummu Madrasah al- Ula itu adalah benar bukan hanya sebuah maqolah ataupun quotes motivasi belaka.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan