Nasi Bungkus untuk Umar

760 kali dibaca

Penatnya senja di perkotaan. Hiruk pikuk para insan pemburu uang. Ada yang baru berangkat kerja. Pun, ada yang pulang dari kerja, termasuk aku. Aku bekerja sebagai cleaning servis di salah satu perusahaan di ibu kota ini. Selepas subuh berangkat kerja, sore pulang. Demi menafkahi anak dan istri.

Kali ini untuk menghilangkan segala letih setelah seharian bekerja di dalam ruangan berpendingin, aku memutuskan bertolak ke taman kota terlebih dahulu. Sekadar mencuci mata, melihat hijau tumbuhan dan beraneka warna bunga di sana. Itu bisa menenangkan sejenak jiwa ini.

Advertisements

Aku kendarai motor butut milikku menuju pusat kota. Setelah memarkirkan motor, aku menuju salah satu bangku yang ada di sana. Pandanganku jauh menerawang ke atas. Di dalam otakku ada berbagai angan dan harap untuk keluarga. Sebab, hidup di kota seperti ini sungguh tak mudah bagi kami orang perantauan dari desa. Baru beberapa bulan aku, istri, dan anakku pindah ke ibu kota ini demi mencari kehidupan yang layak. Kehidupan di kota sungguh berbeda dibanding kehidupan di kampung halaman. Tak ada tetangga yang menyapa. Yang ada hanyalah kerja, kerja, dan kerja. Sampai lupa hangatnya bercengkerama dengan keluarga di rumah.

“Hai! Maling! Maling!” Tiba-tiba suara teriakan anak lelaki yang aku perkirakan usianya sepuluh tahun, membuyarkan lamunanku. Dia berlari mengejar orang yang diteriaki maling tadi.

Aku yang baru saja menyadari bahwa ponsel di sampingku sudah tak ada, pun turut berlari mengejar si pencuri. Aku lari di belakang anak lelaki itu. Baru sekian detik aku berlari, batu besar yang tak tadinya tak terlihat oleh pandanganku membuat aku terjatuh. Nasib mujur masih memihakku. Anak lelaki tadi ternyata sudah berada di hadapan seraya mengulurkan tangannya untuk menolongku.

“Hati-hati, Pak. Ini ponsel Bapak. Untung tadi ada warga yang menolong untuk menangkap pencurinya,” ucap anak berkaus hitam itu sembari mengangsurkan ponsel milikku.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan