Musabaqah Nahu Saraf di Tengah Pandemi

873 kali dibaca

Pandemi Covid-19 yang hingga kini masih tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dan belum ada tanda-tanda akan berakhir berimbas pada segala lini kehidupan, termasuk penyelenggaraan pendidikan di pondok pesantren. Semua kegiatan harus mengikuti protokol kesehatan agar pondok pesantren tidak menjadi kluster penularan Covid-19.

Tak terkecuali, Pondok Pesantren Nurul Ummah di Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Kegiatan Musabaqah Nahu Saraf, misalnya, yang rutin diadakan dwi mingguan, kini harus dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan. Para santri yang mengikuti Kegiatan Musabaqah Nahu Saraf pada Rabu (4/11/2020) harus memakai masker sesuai standar kesehatan, selalu menjaga jarak aman antarsantri, dan mencuci tangan.

Advertisements

Di Pondok Pesantren Nurul Ummah, Musabaqah Nahu Saraf digelar rutin tiap dua pekan karena merupakan program unggulan yang menjadi kunci bagi santri untuk bisa membaca dan memahami kitab kuning. Karena itu, meskipun masih dalam suasana pandemi, Musabaqah Nahu Saraf tetap dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan.

Ketua Panitia Musabaqah Nahu Saraf, Eko David, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan program unggulan di pesantrennya. “Meskipun di tengah pandemi, para santri tetap melaksanakan acara musabaqah dengan tetap menggunakan protokol kesehatan,” kata Eko David saat pembukaan acara Musabaqah Nahu Saraf Pesantren Nurul Ummah Pacet Mojokerto, Rabu (4/11/2020).

Namun begitu, ia memastikan pelaksanaan Musabaqah Nahu Saraf tetap bisa berjalan lancar dan tidak mengurangi output yang dihasilkan.

Sementara itu, Koordinator sekaligus Pimpinan Pesantren Nurul ummah, Dr H Ahmad Chudori, mengatkan, musabaqah ini merupakan ajang kompetitif bagi santri yang sudah berlangsung selama tiga tahun. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik agar mampu membaca kitab. Indikatornya adalah hafal kitab Jurumiyah karya Syaikh Shonhaji dan kitab Amtsilatut Tasrifiyah karya Syaikh Ma’shum bin Ali.

“Oleh karena itu, santri Nurul Ummah harus mengikuti dengan serius acara musabaqah agar mendapatkan output yang maksimal dan untuk kebaikan santri ke depannya,” kata Ahmad Chudori.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan