Mulutmu, Nerakamu

1,291 kali dibaca

Ucapkan atau perkataan adalah representasi pribadi seseorang. Apa yang diucapkan, apa yang keluar dari mulut seseorang, akan mewakili isi otaknya. Sebab, bagaimana orang akan berucap bila memang ia tidak membalut dengan sisi pribadi dirinya. Pengetahuan atau informasi yang didapat dari luar juga akan membentuk bagaimana ia berucap dan berkata-kata.

Karena itu, orang tidak bisa sembarang berucap. Ada adagium “mulutmu adalah harimaumu”, sebuah perumpamaan yang menegaskan kekuatan dan kebuasan mulut berucap. Bisa saja itu akan menolong sang pengucap dari serangan orang, atau justru sebaliknya akan membunuh pengucapnya sendiri atas kesalahan ucapan yang dikatakan.

Advertisements

Karena itulah, Islam selalu mengajarkan agar setiap orang mampu menjaga lisannya, mengontrol ucapan dan kata-katanya. Allah telah menegaskan bahwa manusia harus berucap secara benar dan itu juga merupakan bentuk ketakwaan kepada Allah.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar.” (Al-Ahzab: 70-71).

Berkaitan dengan itu, ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah berisi tentang perlunya mengontrol diri dalam berucap dan berkata alias menjaga lisan. Sebab, seseorang bila beriman kepada Allah dan hari kiamat pastinya ia akan berkata atau berucap yang baik, bila tidak bisa, sebaiknya diam saja!

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الاخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: “Diriwayatkan dari Abi Hurairah, bahwasanya Rasulallah bersabda, ‘Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik, atau diam saja.’” (HR: Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits ini ada pernyataan tentang keimanan seseorang kepada Allah dan hari akhir dikaitkan dengan pentingnya menjaga lisan. Tujuannya, agar manusia hati-hati lisannya, karena efeknya sangat luar biasa. Banyak peristiwa telah membuktikan, berapa banyak orang yang hancur gara-gara mulutnya tak diatur, hubungan persaudaraan pecah gara-gara lisannya tak terarah, jabatan tersingkir gara-gara omongan yang tidak dipikir.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan