Misteri Nama Tuhan yang Ke-100

7,846 kali dibaca

Selalu seperti ini: nyaris tak bisa berhenti ketika sedang membaca buku-buku karya Amin Maalouf meskipun halaman terakhir sudah terlewati. Amin Maalouf seperti masih terus menyuguhkan teks cerita yang entah tersembunyi di mana…

Begitu yang saya rasakan ketika saya membaca Leo The African, Cadas Tanios, Samarkand, dan Misteri Rubaiyat Omar Khayyam. Dan itu pula yang terjadi ketika kini saya sedang membaca Mencari Nama Tuhan yang Keseratus. Karya Amin Maalouf ini memang benar-benar buku cerita yang kaya cerita.

Advertisements

Buku dengan judul asli Balthasar’s Odyssey terbitan Vintage, London, pada 2003 ini sebelumnya juga pernah diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh penerbit yang berbeda. Sebelumnya, pada 2006, Serambi Ilmu pernah menerbitkan buku ini dengan judul sama dengan judul aslinya, Balthasar’s Odyssey, namun diberi anak judul Nama Tuhan yang Keseratus. Kali ini, Mei 2021, Diva Press menerbitkannya dengan judul baru, Mencari Nama Tuhan yang Keseratus.

Tapi, pusat kisah dalam Balthasar’s Odyssey, yang berarti pengembaraan Balthasar, ini memang cerita pengembaraan sang tokoh yang tak lain adalah pedagang buku untuk menemukan sebuah buku misterius berjudul Nama Tuhan yang Keseratus.

Buku ini mengambil setting pertengahan abad ke-17 pada daerah-daerah yang menjadi wilayah kekuasaan Kesultanan Turki atau Ottoman. Jika kita membaca ulang studi riset yang dilakukan Ahmet T Kuru (dalam Islam, Otoritarianisme, dan Ketertinggalan), setting yang diambil Amin Maalouf adalah abad-abad di mana ketika dunia Muslim “berjalan mundur” dan dunia Barat (Eropa) “berjalan maju”, dan keduanya bertemu di titik yang sama, “titik keseimbangan”. Kedua peradaban ini mulai memiliki kekuatan yang seimbang —setelah abad-abad itu peradaban dunia Muslim semakin mundur dan dunia Barat semakin maju.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

One Reply to “Misteri Nama Tuhan yang Ke-100”

Tinggalkan Balasan