Misteri Maryam, Maria, Mary…

3,035 kali dibaca

… Pendek, ulet, dan berkulit sawo matang. Tumbuh bulu tipis di bagian bibir atas, bulu hitam lembut di bagian lengan bawah dan kaki. Otot lengannya pejal dan betisnya padat.

Advertisements

Ia memakai terusan linen tipis dan sudah robek sana sini karena tersangkut bebatuan dan semak berduri. Tambalannya pun sudah koyak dan bolong-bolong… Terusan usang itu menyembunyikan perutnya yang sudah kelihatan bundar. Ia belum menikah, namun ia hamil.

Begitulah Lesley Hazleton menggambarkan “sosok historis” Maryam, ibunda Yesus Kristus, dalam buku Panggil Aku Maryam: Sebuah Biografi Kritis Bunda Maria. Sebagai perempuan Nazareth penggembala-tani, semua orang memanggilnya “Maryam”, sampai empat abad kemudian, ketika Gereja Katolik Universal sudah mapan dan berbasis di Roma, perempuan ini memperoleh nama baru: Maria —dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Mary.

Seiring dengan perubahan namanya, “kedudukan” Maryam bergeser dari “sosok historis” menjadi “sosok teologis”. Maka ia berubah menjadi perempuan berkulit putih ramping semampai, mengenakan perhiasan perak dan mutiara, dimahkotai tiara emas, dan dinaungi para malaikat. Seperti dewi-dewi penguasa jagat dalam legenda kuno: Dewi Isis.

Siapa sesungguhnya Maryam atau Maria atau Mary ini?

Lesley Hazleton, wartawan-penulis kelahiran Inggris ini, dengan tekun melakukan riset sejarah untuk mengungkap siapa Maryam sebenarnya, senyatanya, sebagai perempuan yang berdarah dan berdaging, bukan sosok yang “dikonstruksi” sesuai dengan pikiran dan imajinasi banyak orang berabad-abad kemudian. Atau yang dikenal oleh masyarakat dunia dua ribu tahun kemudian.

Untuk ini, Lesley Hazleton tinggal di Yerusalem selama 13 tahun. Bertahun-tahun ia menyusuri perbukitan Galilea, daerah yang dulu, dua ribu tahun lalu, menjadi tempat tinggal Maryam. Ia juga menguasai bahasa Ibrani, Arab, dan Aramaik. Baginya, itu modal bagus untuk melakukan riset sejarah hidup Maryam. Tapi, yang lebih penting lagi, pengalaman tinggal selama bertahun-tahun di Yerusalem, Nazareth, atau Palestina memberi Lesley Hazleton pemahaman mendalam tentang subjek yang ditelitinya.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan