Menyelami Kehidupan Pesantren

1,235 kali dibaca

Saya terkadang masih heran, kenapa banyak orang tua yang memilih pendidikan pesantren untuk anak-anaknya. Dipaksa hidup dengan segala peraturan yang ketat, tidak ada ruang untuk berekspresi, dan menjadikan mereka sebagai bahan percobaan sebuah sistem pendidikan. Lagi pula, apa sih istimewanya pesantren?

Mungkin, pilihan orang tua memasukkan anaknya ke pesantren supaya tidak salah bergaul. Hidup di lingkungan yang baik akan membawa mereka menjadi baik. Mengerti ilmu agama, tahu tata krama, dan bisa menjadi seorang ustaz dan diharapkan bisa membawa keluarga mereka kepada status sosial yang lebih tinggi.

Advertisements

Pikiran seperti itu pernah mengganggu saya selama satu tahun pada saat duduk di bangku kelas tiga madrasah tsanawiyah. Bagaimana tidak? Saya dipaksa untuk tinggal di pesantren salaf yang lokasinya hanya satu kilometer dari rumah selama tiga tahun sambil sekolah. Cukup menjengkelkan, memang. Pikiran negatif soal pesantren terus menghantui setiap saat. Sebab, melihat teman sejawat di usia perkembangan yang bisa melakukan banyak hal dan mengetahui banyak hal membuat iri.

Pada masa-masa itu, sempat terpikir kalau cita-cita saya tidak akan pernah terwujud karena paksaan orang tua itu. Saat itu, pesantren hanya mengajarkan bagaimana cara memasak dan memakai sarung. Hampir setiap malam selesai salat isya, sisanya, hanya mendengarkan cermah-ceramah soal keagamaan.

Perubahan yang cukup signifikan mulai terasa saat menginjak bangku sekolah menengah. Banyak menemukan hal baru dan sudut pandang baru soal pesantren. Ada perasaan unik di mana ketika hidup berdampingan bersama banyak orang dengan karakter, suku, dan budaya yang berbeda-beda.

Dengan model pendidikan pesantren semi modern, santri diajarkan soal ilmu-ilmu pengetahuan umum dan soft skill lewat kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, Paskibra, Bela Diri, IT, Paduan Suara, Protokoler, dan yang lainnya. Selain itu, ada kegiatan mingguan yang harus dilaksanakan oleh semua santri untuk mengasah mental berbicara di depan umum, yaitu muhadarah.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan