Menulis untuk Belajar, Jalan Mendalami Berbagai Topik

665 kali dibaca

Menulis merupakan subjek berkegiatan aktif. Sebagai subjek, penulis dituntut bergerak. Tidak hanya menggerakkan tangan, tapi juga aktif menggerakkan pikiran. Kita barang kali abai, bahwa secara tidak langsung kegiatan menulis berfungsi mengasah ketajaman berpikir kita. Alec Fisher dengan amat subtil menjelaskan kegiatan menulis mengasah logika. Berkontribusi sekaligus menyapa pembaca.

Dengan menulis, seorang penulis dapat mengukur sampai di mana pengetahuannya terhadap suatu topik. Setelah mendapatkan informasi, tentu otak kita berupaya memahami, mengolah, dan mengembangkan gagasan. Proses menulis membantu kegiatan tersebut. Seseorang akan memikirkan kembali informasi yang diperoleh sebelum menuangkannya dalam tulisan.

Advertisements

Ada semacam kekritisan berpikir ketika menulis. Cara berpikir kritis ditilik Suyono dalam artikelnya berjudul “Belajar Menulis dan Menulis Untuk Belajar” (2014). Menurutnya, menulis untuk belajar merujuk pada kegiatan yang dimanfaatkan untuk mendalami suatu hal yang sedang dipelajari. Tulisan yang dihasilkan, merupakan produk pemahaman penulis mengenai perihal atau masalah yang sedang dipelajari.

Baca juga:   Hikmah Salat Id di Tengah Pandemi

Penjelasan Suyono perlahan dapat mengantar pembaca lebih jauh masuk dalam aktivitas berpikir, bukan sekadar menuliskan informasi. Dengan kata lain, penulis tidak buru-buru menuliskan informasi. Ada proses dimana penulis menganalisis, mengevaluasi, dan merefleksikan informasi. Upaya ini di satu sisi membikin penulis aktif dalam berpikir serta memperbanyak bacaan.
.
Kita mengangguk tanda paham bagaimana suatu topik dapat dipahami dan diperdalam saat menulis. Pemahaman pun berlanjut ke penulisan topik yang lain. Tak perlu menahan diri untuk menulis. Sebab, terkadang tubuh dan pikiran kita tidak mendukung untuk melangsungkan aktivitas tersebut. Keinginan untuk menulis acap kali dihantui keraguan dan kemalasan.

Baca juga:   Emak, Nasi Goreng Bawang, dan Sekelebat Ingatannya

Tidak ada yang rumit untuk menjadi seorang penulis. Banyak penulis tidak menyarankan persyaratan yang ruwet untuk menjadi seorang penulis. Kutowijoyo dengan berbagai tema karyanya, misalnya, mendorong kita untuk terus menulis. Tidak takut dengan penolakan, dan terus mencoba ketika mengalami kegagalan. “Syarat untuk menulis ada tiga yaitu: menulis, menulis, dan menulis”. Demikian ucapan sang cendekiawan itu.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan