Menolak Wahabisme

1,173 kali dibaca

Diakui atau tidak, salah satu dari sekian banyak aliran keagamaan dalam Islam yang cukup santer dan gencar mengampanyekan doktrin dan ajarannya kepada masyarakat Islam, adalah Wahabisme. Tidak hanya di kawasan Timur Tengah (Arab Saudi) tempat lahirnya dan wilayah sekitar, melainkan juga merambah ke pelbagai penjuru negeri lain. Ditopang dengan dana kampanye yang memadai, Wahabisme mulai tumbuh dan berkembang di negara-negara kawasan Asia Tenggara tak terkecuali di Indonesia.

Di Indonesia sendiri, misalnya, banyak kita temui para pendakwah atau penceramah berpaham Wahabisme yang masih berseliweran sampai kiwari. Baik di pelbagai media, seperti televisi, Youtube, Facebook, maupun lainnya. Ini menjadi bukti bahwa gerakan Wahabisme kian masif menyebarkan ideologinya di negeri kita.

Advertisements

Walau begitu, keberadaan Wahabisme menuai pro-kontra di tengah masyarakat Islam tidak terkecuali para ulama. Ada yang setuju, akan tetapi tidak sedikit pula umat Islam yang mengajukan keberatan terhadap doktrin dan fatwa para ulama Wahabi. Bahkan, penolakan tidak sekadar pada tataran doktrin Wahabisme, melainkan juga pada cara orang Wahabi dalam menyebarkan ideologinya.

Lantas mengapa paham Wahabi atau Wahabisme ditolak? Bukankah mereka juga mengikuti ajaran Nabi Muhammad seperti kebanyakan umat Islam pada umumnya?

Memang, secara paham keagamaan, mereka mengikuti Nabi. Alih-alih mengamalkan dan mengikuti ajaran Islam, justru dalam praktiknya kerap bertentangan dan tak jarang mencederai Islam itu sendiri. Sebab, dakwah yang dilakukan acap bernuansa kekerasan dan memaksakan kehendak. Jika ada yang tidak sepaham dengan mereka, maka layak bahkan wajib untuk diperangi.

Lihatlah betapa sejarah telah menunjukkan sejumlah keonaran yang dilakukan orang-orang Wahabi, dari awal kelahirannya hingga sekarang. Mereka tak sekadar mengobrak-abrik orang-orang Syiah, melainkan juga para pengikut Sunni yang tengah dianggap menyimpang dari ajaran Islam atau yang dipandang telah terperangkap ke dalam jurang kemusyrikan.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan