Mencari Titik Temu Universalisme Agama

1,313 kali dibaca

Awalnya, Islam sebagai salah satu ajaran kemanusiaan, sosial-muamalah, peradaban, akidah, dan pewaris ajaran langit. Fakta empiris menyuguhkan bahwa masih banyaknya dinamika sosial membutuhkan solusi akomodatif. Benturan dari satu aspek dengan aspek lainnya tidak bisa dihindarkan, sehingga agama seolah-olah tidak punya andil serius dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi.

Alih-alih, agama menjadi objek serta bulan-bulanan oleh oknum berotak tempurung, dengan seenaknya perutnya, agama menjadi biang kerok persoalan. Bahkan, tidak afdal jika agama tidak disangkut-pautkan dalam berbagai kerusuhan akhir akhir ini. Nah, pemandangan kemiskinan, pembakaran bendera, sistem negara, politik identitas, akulturasi budaya bahkan urusan yang jelas jelas tidak ada hubungannya dengan agama ikut-ikutan dilebur menjadi satu. Risikonya, karut-marutnya persaoalan sehingga kegaduhan tidak bisa dihindarkan adanya.

Advertisements

Apakah konsep al din yang sering diulang dalam Al-Quran makna semantiknya berupa agama? Bukankah jika al din bermakna agama, akan berimbas pada eksklusivitas ajaran agama? Di manakah letak persamaan al din dan millah? Bagaimana terjemahan ayat innadin indaallah al islam?

Jika ayat tersebut diterjemahkan dengan “sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah adalah Islam”, seolah-olah pemahaman ini sangat eksklusif dengan logika agama lain tidak diterima. Benarkan al din diartikan dengan kebenaran universal? Lantas kalau demikian, apakah bijaksana, kebenaran harus terikat dengan agama dan letak demografis?

Begitulah klimaks di pengujung diskusi kemarin. Kami bertiga berkeyakinan bahwa persoalan interpretasi al din sering diulas para ilmuwan muslim maupun orientalis, bahkan Mun’im Sirry, Asisten Professor di jurusan Teologi Universitas Notre Dame, Indiana, Amerika Serikat, mengungkapkan kalau al din merupakan salah satu kata yang mengandung polemik dalam Al-Quran.

Oleh karenanya, tulisan ini mencoba memukul argumentasi dari Rasyid Ridha, yang terkenal sebagai pembaharu serta acuan teologis kaum fundamentalis. Salah satu karya referensi aktual para sarjana muslim modern adalah tafsir Al-Manar karyanya.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan