MEJA PARA PEMABUK

650 kali dibaca

MIMPI PENYAIR

Ia pergi mencari mimpi-mimpinya yang semalam hilang
Dari kisah yang baru saja lahir dari hatinya
Dan hati kekasihnya

Advertisements

“Aku ingin seperti Chairil”, bisiknya

Di beranda malam, ia temukan kepingan cerita
Kisah-kisah yang semalam ia mimpikan dan ia lupakan
Lalu ia ingat-ingat kembali
Dari tapak petualangannya
Dipandangkannya sebuah tempat
Sisa kenang dari persinggahan sengkarut mimpi
Atau sebagai simfoni memeluk ingatannya
Lalu ia bergegas kembali ke dasar malam
Dengan raut mimpinya yang dipeluk amnesia

“Aku ingin seperti Chairil”, ulangnya

Hingga tak lama kemudian
Ia temukan mimpi-mimpinya di dalam sebuah sajak

Giliyang, 2021.

HIKAYAT SERENADE

Apakah sore itu ia tiba di Baarle-Nassau?
Dengan hikayat yang tak pernah alpa
Menyanyikan kastil penghormatannya?

Pada lanskap yang diselimuti nada-nada minor
Dan bisikan tembang suara
Seperti mengirim hikayat cintanya di sore hari

Apakah sore itu ia tiba di Baarle-Nassau?
Melihat waktu-waktunya yang berkelindan
Pada hati orang-orang yang tak pernah padam
Menyanyikan lagu penghormatannya

_Hingga ke ujung magrib

Giliyang, 2021.

DI MEJA PARA PEMABUK

Ia membawa sebotol vodka
Di letakkan di Caffe Table
Pada malam yang tinggal sepertiga
Di bibir para pemabuk

“Silakan minum”

Di tepi ruang
Ia lihat seseorang yang tergelimpang
Seperti menjumpai alamnya sendiri

“Malam adalah ritual bagi para pemabuk”, imbuhnya

Lalu ia meletakkan wajahnya
Ke arah laki-laki tua itu

Giliyang, 2021.

KISAH SI TUKANG BECAK

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan