MAUT, CINTAKU

622 kali dibaca

AKU AKAR

Angin dan ranting tak pernah
Terlihat cekcok
Tentang siapa yang menggerakkan pohon

Advertisements

Sementara, aku akar
Yang hanya mampu
Menyaksikan dari bawah
Peristiwa-peristiwa konyol
Daun yang mendebat matahari
Tentang kekeringan

Sebab tak pernah terbersit di benak daun
Tentang kemarau.

Jogja, 2021.

MAUT, CINTAKU

Maut ini, Cintaku
Kutemukan dalam derai
Air matamu yang jatuh

Jika di laut
Mayatku seperti benda kecil
Yang mengapung

Jika di darat
Mataku melihat akhir
Dari bagian-bagian dunia di wajahmu
Di erat pelukmu

Jogja, 2021.

MEMBINCANG SIANG

Membincang siang

Adalah tentang mimpi-mimpi karyawan
Yang ditakar di jam istirahat kerja

Matahari tidak hanya
Persoalan terik,
Ada bayang-bayang
Yang terikat dari setiap hal

Burung-burung terbang
Menjangkau langit

Petani yang bertaruh peluh
Nelayan yang bertaruh maut
Orang-orang di pasar bertegur
Menukar nasib untuk hidup esok
Dan selanjutnya, seterusnya.

Jogja, 2021.

DALAM BAIT PUISI INI

Kau rumah bagi
Tiap kata-kata yang tumbuh sebagai larik
Menyusun kalimat yang ujungnya
Berakhir menjadi engkau

Di luara bait puisi ini
Gerimis jatuh di halaman
Bulan murung
Dalam balutan mendung

Sebagai rumah
Tentu juga yang tinggal
Kau tak pernah tanggal
Dari bagian-bagian peristiwa
Yang terpenggal oleh bait puisi ini.

Jogja, 2021.

SEMISAL AKU

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan