MATA YANG KEHILANGAN

999 kali dibaca

JUGA PADA MATA

Anak itu meraba udara dengan dua tangannya. Begitu sungguh-sungguh, sesungguh-sungguh pagi menggeser petang sampai hilang seluruhnya. Setiap pagi datang, seperti ada yang akan dapat dilihatnya. Semburat cahaya yang menyentuh kulit pelindung mata. “Siapa itu yang memberi cahaya?” desak pikirannya.

Advertisements

Malam hari ia bermimpi memandangi kaca dan menemukan di sana ada seseorang tak ia kenal, sebab belum pernah barang sekali dilihatnya. Ia dan orang di dalam kaca itu saling pandang, lalu saling senyum, diteruskan dengan saling kedip, saling melotot, kemudian tertawa dengan gerak yang persis.

Pagi, ketika bangun, anak itu meraba-raba matanya. Ia telusuri kulit dengan tekukan-tekukan lembut, pelan-pelan. Sampai terasa olehnya bahwa matanya sesungguhnya terbuka. Tapi tak terlihat lagi seseorang yang senang-senang dengannya di dalam mimpi semalam.

Seseorang itu hanya akhirnya dapat ia temui di samudera imajinasi. Dengan bekal ingatan dari mimpi. Ingatan yang kering. Hanya mengenal satu wajah. Belum mengenal air, belum mengenal daun, belum mengenal pelangi.

Yogyakarta, 9 Juni 2021.

SEKALI WAKTU

1)
sekali
dalam kurun yang panjang
barangkali saja
engkau menengok ke luar jendela
mawar dan melati kehausan

2)
semua yang kamu pikir hidup
mungkin sedang menanti keajaiban
yaa muqollibal quluub

3)
sekali
dalam kurun yang pendek
barangkali saja
engkau bangun dari tidur
tak kau temukan kebahagiaan
di sampingmu tidur
di balik pintu almarimu
di dalam mobilmu
di mana-mana

4)
sekali saja, coba
kau kehilangan

Yogyakarta, 9 Juni 2021.

Tinggalkan Balasan