Mas’odi, TKI yang Menjadi Kiai

1,160 kali dibaca

Merantau ke Malaysia untuk berburu ringgit sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Mas’odi akhirnya malah dikenal sebagai salah satu ustaz di Pondok Pesantren Tahfidz Darul Ulum Al-Munawwarah Kampung Punggai, 81620 Pengerang Johor Malaysia. Kini, lelaki asal Poreh Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur ini dikenal sebagai seorang kiai asal Indonesia.

Pondok pesantren ini merupakan pesantren baru yang didirikan oleh Kiai Zainuddin Bin Lahm dengan konsentrasi tanfiz Quran beserta pengajaran klasikal keagamaan. Para pengajarnya adalah oleh ustaz-ustaz ternama dari berbagai pesantren yang ada di Malaysia bahkan negara-negara jiran, seperti Vetnam, Philipina, Brunai Darussalam, dan Indonesia.

Advertisements

Perjalanan Mas’odi cukup panjang dan berliku untuk sampai pada posisinya sekarang ini. Mas’odi menamatkan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) MI-MTs Tanwirul Hija di Cangkreng, Kecamatan Lenteng, Sumenep dan lulus pada 1999. Kemudian Mas’odi melanjutkan pendidikannya di MAK Annuqayah dari 2001 sampai 2004. Setelah itu, Mas’odi melanjutkan studinya di perguruan tinggi STIKA Annuqayah dan mengambil jurusan Muamalat.

Setelah lulus pada 2008, Mas’odi sempat mengabdi menjadi guru di Madrasah Diniyah Annuqayah Lubangsa selama satu tahun. Namun, setahun kemudian Mas’odi mulai meninggalkan Madura. Pertama-tama ia mengabdi sebagai guru madrasah yang ditempatkan di Pesantren Abul Abbas Jember. Selama setahun di Jember, Mas’odi mengajar ilmu fikih dan saraf.

Sebenarnya, Mas’odi mengaku senang mengajar di sekolah di lingkungan Pesantren Abul Abbas Jember yang dididirikan oleh almarhum Kiai Tabrani itu. Namun, setahun berada di Jember, Mas’odi mulai merasa gelisah karena kepikiran dengan sosok ibu yang hanya hidup berdua dengan adiknya (Wildan). Ia akhirnya pamit pulang ke Madura. Namun, sesampai di tempat kelahirannya, Mas’odi justru mulai terbayang-bayang dengan sosok ayah yang sudah 7 tahun menjadi TKI di Malaysia. Setelah bermusawarah dengan sang ibu, Mas’odi akhirnya menyusul ayahnya ke Malaysia.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan