Lomba Sendiri, Juara Sendiri

1,036 kali dibaca

“Cintailah Bahasa Arab karena tiga hal, yaitu karena aku adalah orang Arab, al-Quran dengan Bahasa Arab, dan bahasa penghuni syurga adalah Bahasa Arab.” (HR Imam Al Baihaqi, Al Hakim dari jalur Ibnu Abbas).

Di pondok pesantren, Bahasa Arab sudah menjadi “makanan” sehari-hari. Dalam aktivitas keseharian, kita dihadapkan pada berbagai kitab yang ditulis dalam Bahasa Arab. Dari kitab tafsir Jalalain, Bulughul Maram (hadits), Fathul Mu’in (fikih), dan masih banyak lagi yang lainnya. Bahasa Arab menjadi keseharian dalam aktivitas para santri.

Advertisements

Di Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, Madura, juga tidak lepas dengan Bahasa Arab. Bahkan sampai ada lembaga khusus yang menangani “bahasa jannah” ini. Namanya Markaz Lughah Arabiyah, yaitu lembaga yang membagun nuansa Arab, terutama dalam komunikasi keseharian.

Salah satu kegiatan yang dikelola oleh lembaga Bahasa Arab ini adalah lomba Bahasa Arab dari berbagai aspek (pidato, makalah Bahasa Arab, dan percakapan Bahasa Arab). Lebih dari itu, lembaga ini juga menangani kursus-kursus percakapan Bahasa Arab bagi santri yang punya kemauan.

Pada suatu ketika Markaz Lughah Arabiyah ini menyelenggarakan berbagai lomba. Salah satu yang dilombakan adalah pidato Bahasa Arab. Saya yang memiliki kemampuan Bahasa Arab terbatas ikut mendaftarkan diri. Hanya ingin mencoba penguasaan Bahasa Arab yang selama ini diperoleh dari berbagai pengajaran. Dari kursus Bahasa Arab, kelompok muhadatsah dan muthalaah, dan juga dari pembelajaran di kelas. Dengan lomba ini diharapkan saya mampu bersaing dengan teman-teman santri yang lain.

“Ikut lomba pidato Bahasa Arab?” teman sepondok saya bertanya.

“Iya, kamu sendiri gak iku? Kenapa?”

“Gak tahu Bahasa Arab. Pidato Indonesia saja gemeteran, apalagi Bahasa Arab.”

“He-he-he, aku coba-coba saja.”

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan