LGBT dalam Perspektif Islam

1,012 kali dibaca

Di tengah kesemarakan dan euforia penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar muncul kontroversi yang tak ada hubungan dengan sepak bola. Misalnya, tim nasional Jerman, ketika akan memulai pertandingan pertamanya pada babak penyisikan, melakukan aksi tutup mulut pada laga melawan Jepang pada 23 November 2022. Rupanya, aksi ini sebagai bentuk dukungan mereka terhadap keberadaan kelompok yang disebut LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender).

Selain itu, sejumlah tim ngotot untuk diizinkan mengenakan ban kapten berwarna pelangi. Bahkan, ada seorang supoter yang masuk dan berlari di tengah lapangan sembari mengibarkan bendera berwarna pelangi. Rupanya, warna pelangi juga menjadi simbol keberadaan kelompok LGBT ini. Aksi pengenaan ban kapten dan pengibaran bendera berwarna pelangi tersebut juga merupakan bentuk dukungan terhadap keberadaan kelompok LGBT.

Advertisements

Protes-protes tersebut mereka lakukan lantaran Qatar sebagai tuan rumah tidak mengizinkan adanya simbol-simbol LGBT di wilayah negara tersebut. Atas larangan itu, kalangan yang melakukan protes tersebut menganggap pemerintah Qatar telaah bersikap diskriminatif terhadap kelompok LGBT.

Atas peristiwa itu, Qatar pun dianggap menganut Homophobia. Sebutan Qatar telah berlaku diskriminatif dan menganut Homophobia di antaranya justru dilontarkan oleh influencer dari Indonesia. Tentunya, pendapat tersebut menuai banyak kecaman dan sempat menduduki trending di sosial media. Mengingat, negara kita yang mayoritas penduduknya muslim juga menolak eksistensi LGBT dengan anggapan telah menentang nilai-nilai Pancasila, norma kesusilaan, dan ajaran agama.

Perspektif Islam

Dalam agama Islam, LGBT sangat tegas ditolak keberadaannya karena bertentangan dengan fitrah manusia. Penolakan tersebut dikaitkan dengan dalil Surah Al-A’raf: 81 yang berisi kisah Nabi Luth AS dan kaum Sodom. Meninjau protes atas perilaku diskrimanif Qatar, dan keharaman perilaku homoseksual dalam Islam, benarkah Islam melakukan diskriminasi terhadap kaum minoritas tersebut?

Dalam website INSIST diungkapkan bahwa komunitas Islam memiliki dua kecenderungan dalam memandang LGBT. Pertama, kelompok yang mengadvokasi dan membiarkan kalangan LGBT. Mereka menganggap bahwa LGBT ialah perilaku yang normal. Hal tersebut sesuai dengan deklarasi American Psychiatric Association (APA) yang menyebutkan bahwa homoseksualitas tidak termasuk gangguan mental.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan