Kurir Ayam Geprek

1,449 kali dibaca

Ngeri-ngeri sedap musim pandemi begini harus berkeliaran keliling kota naik angkot. Walau mukaku sudah kututup masker dan kedua telapak tanganku selalu kusemprot handsanitizer setiap kali menyentuh sesuatu, tapi rasa was-was masih juga menghampiri. Apalagi setiap hari ada berita penambahan kasus positif Corona di kota ini. Penumpang angkot pun semakin sedikit. Mungkin hanya mereka yang terpaksa yang mau naik kendaraan umum seperti ini. Aku sendiri terpaksa harus naik angkot untuk mengantar pesanan nasi kotak di sebuah pabrik yang baru buka di masa new normal ini.

Sedangkan, mobil butut bapak tengah dirawat di instalasi bengkel daruratnya, di samping rumah.

Advertisements

Ada dua orang perempuan yang tengah menggunakan jasa angkot bersamaku. Keduanya duduk terpisah dan sama-sama sedang memainkan HP. Sepertinya mereka emak-emak muda yang baru belanja kebutuhan rumah tangga. Sekilas saja aku memandang mereka. Setelah itu aku kembali mengecek kondisi nasi kotak pelanggan ibuku. Hmmm. Tak boleh ada lauk yang tumpah atau bergeser dari posisinya, jika aku tidak ingin dicaci para karyawan pabrik itu.

Suasana kota di siang hari yang terik membuatku harus membuka kaca jendela lebar-lebar. Gerah sekali udara di angkot ini. Syukurnya, tidak begitu banyak ada polusi udara di masa seperti ini. Lalu lalang kendaraan belum benar-benar padat seperti sebelum ada pandemi. Ketika sopir angkot mulai ngetem di perempatan jalan, kupuasi mataku untuk melihat hiruk pikuk di era new normal yang mulai berangsur-angsur pulih. Tampak dua orang driver ojol berjaket hijau tengah bercengkerama sembari ngopi di tepi jalan. Canda tawa mewarnai para pencari nafkah itu menunggu penumpang. Lalu datanglah seorang driver ojol lain membawa muka kusutnya. Mungkin mereka akan segera berbagi kisah di warkop pinggir jalan itu.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan