Khidmah: Cara Santri Memperoleh Barokah

17,262 kali dibaca

Yang unik dari pendidikan di pondok pesantren adalah khidmah. Sudah barang tentu kata “khidmah” tidak asing lagi bagi para santri. Kata “khidmah” dinukil dari bahasa Arab yang bermakna “melayani” atau “mengabdi”. Bagi para santri, khidmah adalah cara untuk memperoleh barokah dari seorang guru atau kiai.

Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliky mengatakan: “Tsabatul ilmi bil mudzakaroh, wabarokatuhu bilkhidmah, wanaf’uhu biridho as-syaikh.” (Melekatnya ilmu dengan cara mengulang-ulang pelajaran yang telah didapat, barokahnya ada di khidmah, sedang kemanfaatannya berada di rida seorang guru.

Advertisements

Konsep khidmah telah ada pada zaman Rasulullah Saw. Ada banyak sekali riwayat yang menceritakan khidmahnya para sahabat kepada Rasulullah Saw. Salah satu cerita yang masyhur di kalangan kita adalah cerita sahabat Anas bin Malik.

Ketika itu, ibu Anas bin Malik, Ummu Sulaim, membawa Anas bin Malik datang kepada Rasulullah Saw dan mengatakan: “Ya Rasulallah, sesungguhnya penduduk Madinah sama memberikan harta dan rumah mereka kepada engkau, sedang aku tidak mempunyai apa-apa kecuali anakku ini, ya Rasullah, maka aku serahkan ia kepadamu agar melayanimu.

Kemudian Ummu Sulaim meminta Rasulullah Saw untuk mendoakan sahabat Anas bin Malik. Rasulullah pun mendoakan beliau: “Allahumma aktsir malahu, wawaladahu, wathowwil umroho, waghfir dzanbahu.” (Ya Allah, perbanyaklah harta dan keturunannya, panjangkan umurnya, dan ampunilah dosanya.)

Sahabat Anas bin Malik berkhidmah kepada Rasulullah Saw selama kurang lebih 10 tahun sampai Rasulullah Saw wafat. Barokah dari khidmah kepada Rasulullah, beliau menjadi sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis setelah Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar Ra.

Berlanjut di era para tabi’it tabi’in, ketika Imam Sufyan ats-Tsauri memegangkan pelana unta milik Imam Auza’iy, dan menuntunnya di hadapan khayalak orang sambil berteriak: “Tolong dikasih jalan untuk Syaikh.” Padahal kita tahu, Imam Sufyan ast-Tsauri adalah salah satu ulama’ yang diakui kredibilitasnya oleh kalangan ulama’. Dikatakan, ia adalah salah satu imam mazhab. Namun karena buah pemikirannya tidak terkodifikasi dengan baik, pada akhirnya yang disepakati oleh para ulama hanya empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’ie, dan Hambali).

Halaman: 1 2 Show All

One Reply to “Khidmah: Cara Santri Memperoleh Barokah”

Tinggalkan Balasan