KH Yazid Karimullah, Pemimpin yang Gigih, Telaten, dan Konsisten

3,325 kali dibaca

KH Yazid Karimullah atau lebih populer dipanggil Kiai Yazid adalah sosok kiai yang sangat alim, khususnya dalam bidang ilmu agama dan riwayat ketokohannya banyak dikenang dan dikenal di tengah-tengah masyarakat, baik di tingkat desa maupun tingkat kabupaten. Yazid, panggilan nama kecilnya adalah putra kedua dari pasangan almarhum KH Karimullah bin Idris dan Nyai Hj. Ruhani binti Kiai Syuhada’. Lahir di desa Baletbaru, Sukowono, Jember, pada 25 Januari 1950 M, atau 5 Rabi’ul Akhir 1369 H.

Pada 1959, ketika beliau masih berumur 9 tahun, saat itu baru duduk di kelas II Sekolah Rakyat (SR) Sukorejo Sukowono, oleh orang tuanya dipondokkan kepada kakek beliau sendiri dari garis Nyai Idris di Pesantren Tarbiyatul Athfal yang kemudian berganti nama Mabdaus Surur Potok I Sukowono pimpinan KH Nawawi.

Advertisements

Tidak begitu lama nyantri sekaligus sekolah di Madrasah Tarbiyatul Athfal, akhirnya pada 1960 beliau minta pindah ke Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo, Puger, Jember, asuhan KH Abdullah Yaqin.

Kiai Yazid berangkat nyantri ke Pesantren Mlokorejo dengan bekal keterbatasan. Beliau menggadaikan sebuah sarung wanita atau sewek (samper) milik tetangga untuk uang saku selama di perjalanan dan biaya hidup di pesantren. Dan salah satu bentuk bakti beliau kepada KH Abdullah Yaqin, beliau selalu menerima dengan senang hati jika diminta untuk memijat sang kiai.

Tujuh bulan berlalu, karena suatu sebab (faktor kesehatan), dan persoalan bahasa, karena di Pondok Mlokorejo mengartikan kitab kuning menggunakan bahasa Indonesia, kemudian pada 1964, beliau nyantri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Asembagus, Situbondo, asuhan KHR As’ad Syamsul Arifin, sampai tahun 1968.

Kekaguman Kiai Yazid kepada Hadratus Syeikh KHR. As’ad Syamsul Arifin ini bisa dilihat dari sistem pengajaran yang diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Qarnain. Sebagian amalan beliau seperti Ratibul Haddad, riyadlah bathiniyah malam Jumat dan termasuk sering mendatangi tanah suci Mekkah adalah amalan yang biasa dilakukan oleh Kiai As’ad.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan