Keistimewaan Menjadi Seorang Santri

2,394 kali dibaca

Santri  itu seng pinter ngaji
Santri itu seng pinter kitab kuning

Itulah kira-kira yang sering kita dengar makna santri, meskipun pada realitasnya tidak selalu sesuai dengan anggapan mereka yang tidak menjadi santri. Namun, yang perlu kita ketahui apa sumbangsih santri sehingga tinta emas sejarah mencatat kaum santri selalu tampil memberi perubahan-perubahan dan mencurahkan darma baktinya bagi eksistensi negara dan bangsa, baik pada periode prakolonial, kolonial, era kemerdekaan, hingga kini.

Advertisements

Banyak penelitian dan buku sejarah merekam semua ini. Dan menjadi sebuah fakta sejarah bahwa santri senantiasa memberikan sumbangsih yang berharga bagi masyarakat bangsa, bukan hanya dalam pembentukan karakter positif dan luhur bagi individu-individu anak bangsa, melainkan juga bagi utuhnya sistem negara-bangsa dengan seluruh pilarnya.

Santri sebagai out put pesantren terbukti tidak hanya mempunyai intelektualitas yang tinggi, tapi juga sosok yang memiliki kecerdasan spiritual di atas rata-rata. Santri hidup dan digembleng tentang arti solidaritas, tenggang rasa, kebersamaan, integritas moral, sampai keterampilan hidup (life skill). Santri diajari soal keduniaan sampai keakhiratan. Inilah karakter pendidikan pesantren yang komunal, integral, dan futuristic sekaligus. Sehingga hal itulah membentuk karakter santri itu sendiri bisa memberikan hal baru dan perbaikan-perbaikan terhadap bangsa dan negara.

Dengan proses pembelajaran seperti itu, jika diidealisasi banyak hal yang istimewa dan luar biasa dari sosok seorang santri, di antranya, pertama, penjelajah intelektual yang kritis. Karena keahlian dan penguasaan ilmu alat (nahu) dan bahasa, santri terbiasa membaca sendiri khazanah kitab-kitab klasik maupun modern. Santri adalah sosok pembelajar mandiri, otodidak, dan luas ilmu dan referensinya. Santri terbiasa berdiskusi, berdebat ilmiah, membaca secara mendalam, meresume, dan mengulang-ulang pelajaran (takrar). Semua aktivitas tersebut men-drill santri untuk berani mengemukakan pemikiran, membangun argumentasi dan mempertahankannya, melatih santri menganalisis, melecut santri untuk menulis, dan menguatkan daya ingatnya.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan