Kearifan Budaya, Wali Songo, dan Islam Nusantara

1,584 kali dibaca

Masyarakat Indonesia memberikan perhatian lebih pada tradisi nenek moyangnya. Dalam hal ini, ziarah kubur, misalnya. Saat ini, sudah rahasia umum bahwa beberapa kelompok tidak suka dan menganggap ziarah kubur sebagai bidah yang tidak islami. Karena itu ada upaya melarang ziarah kubur dengan berbagai alasan dan dalil yang digunakannya. Pelarangan tersebut mencatut nama institusi, agama, dan tidak lengkap jika tidak dikasih ayat Al-Quran atau hadis Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Sungguhpun demikian, sebuah keniscayaan kolektif sebagai masyarakat Jawa untuk selalu menjaga, memelihara, dan mengamalkan warisan budaya nenek moyang yang tidak berseberangan dengan substansi ajaran Islam. Tentunya, sifat toleransi dan menghargai dalam memaknai keberagaman adalah keniscayaan universal yang tidak mungkin dihindarkan.

Advertisements

Anehnya, terdapat kelompok yang jelas-jelas tidak menyukai perbuatan yang dilabeli dengan istilah sinis, TBC (tahayul, bidah, dan c[k]hufarat), di antaranya adalah ziarah kubur ke makam para Wali Songo. Kita tahu, Wali Songo merupakan julukan untuk orang suci yang berjuang menyebarkan ajaran Islam di tanah Nusantara pada abad ke-15 dan ke-16.

Dalam konteks ini, mereka selalu bertanya mana dalilnya, mana ayatnya, mana hadis sahihnya. Mereka cenderung menuhankan teks daripada konteks dalam memahami agama. Nah, kondisi seperti itu tidak mungkin dibiarkan begitu saja tanpa ada tabayun (klarifikasi) satu dengan lainnya. Konsep Walisongo bagi mereka –yang mengharamkan ziarah makam wali– masih absud dan ambigu. Oleh sebab itu, agaknya masuk akal ketika mukhatab-nya masyarakat awam yang masih membutuhkan siraman nilai-nilai agama Islam baik dari sisi doktrinal maupun muamalah.

Saya sebagai penduduk pribumi menyebutnya dengan istilah Wali Songo. Kata itu lebih familiar dibandingkan dengan sebutan wali sembilan. Istilah Wali Songo dikaitkan dengan sekelompok penyiar/penyebar agama di Jawa yang hidup dalam kesucian sehingga memiliki kekuatan batin tinggi, berilmu dan memiliki kesaktian luar biasa, memiliki ilmu jaya-kawajiyan, dan keramat.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan