“Jogo Santri” untuk Membentengi Pesantren dari Covid-19

976 kali dibaca

Berbagai upaya dilakukan agar pondok pesantren bisa beraktivitas kembali dengan aman di tengah pandemi Covid-19. Di sekitar Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, puluhan pesantren bersepakat membentuk satuan tugas (satgas) khusus yang disebut “Jogo Santri”. Pada Juli 2020 ini, para santri direncanakan akan kembali ke pesantren.

Di Desa Kajen dan sekitarnya terdapat sekitar 50 pondok pesantren dengan puluhan ribu santri yang sedang bersiap untuk beraktivitas kembali di masa New Normal. Untuk memastikan pengaktifan kembali pesantren aman dari paparan virus Corona atau menjadi kluster baru penularan Covid-19 itu, para pengurus pesantren membuat satgas khusus “Jogo Santri” tersebut. Anggota “Jogo Santri” melibatkan seluruh pesantren yang ada.

Advertisements

Pada Sabtu (27/6/2020) lalu, misalnya, diadakan Workshop Satgas Jogo Santri di aula Gedung Banat Perguruan Islam Mathali’ul Falah Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso. Dalam workshop ini, para anggota Satgas “Jogo Santri” diberi pembekalan seputar protokol pencegahan persebaran Covid-19. Termasuk, protokol penanganan bila terdapat santri yang terpapar Covid-19 atau sakit di lingkungan pesantren.

Dalam keterangan tertulisnya, Ketua Satgas “Jogo Santri Forum Komunikasi Pengasuh Pesantren se-Kajen dan Sekitarnya (FKPPK) Itqonul Hakim menjelaskan, workshop diikuti perwakilan seluruh pesantren di Desa Kajen dan sekitarnya. Satgas “Jogo Santri” yang ikut workshop sebanyak 50 orang perwakilan pesantren putra dan 60 orang perwakilan pesantren putri. Workshop ini bekerja sama dengan tim Puskesmas Margoyoso I dan Rumah Sakit Islam (RSI) Pati.

Menurut Itqon, Satgas “Jogo Santri” ada di semua pesantren, namun memiliki garis koordinasi dengan Satgas Jogo Santri FKPPK. “Kami tidak boleh gegabah dalam menyiapkan protokol pencegahan Covid-19 dan penanganan santri di pesantren,” kata Itqon. Ditambahkan, Satgas “Jogo Santri” juga selalu berkomunikasi dengan tim kesehatan terdekat dan Dinas Kesehatan setempat.

Pembentukan Satgas “Jogo Santri”, menurutnya, untuk menciptakan kegiatan belajar-mengajar yang kondusif dan aman di seluruh pesantren Kajen dan sekitarnya. Selain membentuk Satgas “Jogo Santri”, para pengurus pesantren di Kajen dan sekitarnya juga terus berupaya melengkapi sarana-prasarana untuk memenuhi protokol kesehatan.

“Rata-rata pesantren telah siap 70 persen, tapi ada juga yang sudah 100 persen,” tandas Itqon. Untuk itu, imbuhnya, Satgas “Jogo Santri” akan terus melakukan pendampingan agar sarana dan prasarana pencegahan Covid-19 di tiap pesantren siap 100 persen sebelum mengaktifkan kembali belajar-mengajar.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan