Jalan Pelopor Pesantren Modern

1,701 kali dibaca

Memelopori konsep dan kebaruan pesantren, KH Imam Zarkasyi dikenal sebagai tokoh di balik berdirinya pondok pesantren modern di Tanah Air. Tonggaknya adalah berdirinya sebuah pondok pesantren modern yang kita kenal dengan Pondok Pesantren Darussalam Modern Gontor, yang terletak di Ponorogo, Jawa Timur.

Perjalanan dan perjuangan KH Imam Zarkasyi merintis berdirinya pesantren modern terekam dalam buku berjudul KH. Imam Zarkasyi, dari Gontor untuk Dunia yang disusun oleh Ahmad Ja’farul Musadad dan diterbitkan Global Press (2021).

Advertisements

KH Imam Zarkasyi sendiri memiliki trah dari Pangeran Hadiraha Adipati Anom, putra dari Sultan Kasepuhan Cirebon yang bernama Sultan Abdul Karim. Terlahir dari lingkungan bangsawan, Kiai Imam Zarkasyi tumbuh menjadi seorang yang terpelajar. Ayahnya bernama Raden Santoso dengan ibu bernama Siti Partiyah (halaman 1).

Riwayat pendidikannya bermula dari Pondok Pesantren Joresan. Tidak hanya di situ, ia kemudian meneruskan studinya di Kweekscool, berlanjut Padang Panjang, yaitu Thawalib School. Sesudah itu, Kiai Imam Zarkasyi melanjutkan belajar di Kulliyatul Mualimin al-Islamiyah.

Cikal bakal Pondok Darussalam Modern Gontor berawal ketika Kiai Imam Zarkasyi melihat empat lembaga pendidikan kelas dunia yang nantinya menjadi referensi atas konsep dan fondasi dasar berdirinya pesantren yang saat ini memiliki ribuan santri didik yang menjadi percontohan pesantren-pesantren di Nusantara.

Dalam buku setebal 124 halaman ini disebutkan, bahwa Kiai Imam Zarkasyi mengambil referensi dari Al-Azhar Mesir, karena Al-Azhar memiliki sejarah panjang di dalam dunia keilmuan. Tidak perlu diragukan lagi soal tradisi keilmuannya. Siapa yang tidak mengenal intelektual muslim sekaliber Profesor Dr M Quraish Shihab atau Prof KH Ibrahim Hosen? Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh masyhur kejebolan Al-Azhar.

Al-Azhar berdiri independen, bukan di bawah naungan pemerintah, tanpa intervensi dari pihak mana pun. Dari masa ke masa, Al-Azhar memiliki konsistensi yang luar biasa. Hal ini yang menjadikan Kiai Imam Zarkasyi melirik Al-Azhar sebagai lembaga pendidikan yang patut menjadi referensi atas lembaga pendidikan di Indonesia. Selain itu, Kiai Imam Zarkasyi juga mengambil spirit kemandirian dari pondok yang terletak di bagian Afrika Utara, bernama Syanggit. Konsep kedermawanan dibangun sedemikian rupa, sehingga tidak ada biaya yang dibebankan oleh peserta didik, baik pengelolaan dan pembangunan (halaman 78).

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan