Indonesia: Orientasi Islam Inklusif sebagai Premis Moderatisme

1,015 kali dibaca

Sampai sekarang, pluralitas agama bangsa Indonesia merupakan fenomena sosial yang unik. Paling unik di dunia. Sebab, pelbagai agama maupun ormas berbasis keagamaan yang ada menjadikan bentuk keaktifan suatu nilai kereligiusan bagi negara yang mengkonsensuskan akan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Namun, di setiap kemajemukan tidak bisa dimungkiri pasti terdapat pelbagai persoalan yang muncul akibat isu-isu keagamaan pada masyarakat Indonesia yang majemuk tersebut. Karena itu, seluruh problem hanya dapat ditangani melalui metode penyelesaian yang komprehensif, bukan dengan cara-cara pemaksaan dan kekerasan yang dampaknya akan merusak tatanan sosial yang lebih luas.

Advertisements

Rangkaian kasus-kasus kebebasan beragama yang berdampak pada konflik sosial di Indonesia menunjukkan bahwa negara belum mampu memiliki pola pemahaman yang utuh dalam menciptakan keharmonisan di level komunitas antar-pemeluk agama yang saling berkonflik. Kasus penyerangan terhadap jamaah Ahmadiyah di berbagai daerah kerap kali masih terjadi. Nampaknya kebebasan dan toleransi beragama di Indonesia mengalami isu yang sensitif yang menimbulkan gejolak perpecahan di masyarakat.

Fenomena tersebut perlu menjadi perhatian tokoh bangsa dan pemuka agama bahkan para cendikiawan dalam menyebarkan dan mengajarkan ajaran Islam للعالمين رحمة (rahmatan lil’alamiin ) demi kepentingan untuk membendung arus konflik yang lebih luas bermotif agama.

Secara historis, Indonesia sudah memiliki pola penyebaran Islam yang dilakukan oleh para Wali Songo yang dilakukan dengan mengedepankan rasa perdamaian, saling rukun dan harmonis antar-pemeluk agama, serta menguatamakan kebersamaan yang bertumpu saling menghormati dan menghargai antarsesama pemeluk agama, yaitu: Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katholik, dan aliran kepercayaan lainnya. Sehingga Islam sebagai agama dan segala nilai ajarannya bisa mewujud dan terinternalisasi dalam menciptakan interaksi sosial yang kuat antarwarga di Nusantara.

Dengan demikian, moderasi Islam perlu dirumuskan oleh berbagai kalangan di negeri ini sebagai tantangan yang harus dihadapi dan diupayakan menemukan formulasi solusinya dengan baik dan benar. Sebab, Indonesia di era ini secara ekonomi politik menjadi salah satu perhatian dunia internasional sebagai pusat rujukan bernegara dalam masyarakat yang majemuk (plural). Fondasi bernegara dengan semangat Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan yang sesungguhnya perlu diinternalisasikan untuk menciptakan interaksi sosial dalam bentuk asosiatif, yaitu: semangat kerja sama, gotong royong, tolong menolong antarsesama pemeluk agama.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan