Ilmu Membaca Watak Manusia

1,928 kali dibaca

Manusia merupakan makhluk penuh misteri. Diperlukan ilmu khusus untuk menyingkap kemisteriusan manusia, termasuk watak atau karakternya. Salah satunya adalah ilmu firasat atau fisiognomi yang dirintis ilmuwan muslim Imam Fakhruddin ar-Razi (1150-1210 M) sejak akhir abad ke-12 M.

Kenapa manusia menjadi makhluk penuh misteri? Ini tidak lepas dari peran vital akal yang mengakomodasi jalannya sitem kehidupan setiap individu. Sebab itu manusia selalu menjadi rujukan utama untuk mencari atau mengurai hal-hal baru demi menyingkap misteri yang ada di dalam dirinya.

Advertisements

Kemisteriusan tersebut —yang membuat manusia berbeda dari makhluk lain— lahir dari suatu kondisi yang tidak bisa (terkadang bisa) disangka-duga. Hal yang paling menonjol ialah sikap atau karakternya. Mengapa? Sebab, karakter yang terdapat di dalam diri setiap manusia tidak berwujud, namun mampu mengendalikan manusia secara utuh. Inilah yang membuat manusia memiliki keunikan tersenidiri, seuatu yang sangat sulit untuk diketahui dengan kasat mata, namun nyata dan mampu mencengangkan dunia.

Tidak heran bila zaman dulu, era sebelum Nabi Muhammad dan setelahnya, hingga sekarang, banyak yang mempelajari ilmu firasat atau fisiognomi, gabungan antara fisiologi dan anatomi. Ilmu ini di kalangan ulama Arab sangat populer, terlebih bagi suku Arab pedalaman, Arab Badui, yang sangat terkenal dalam menafsiri suatu fenomena dengan cara membaca angin dan bintang-bintang. Tidak heran bila ilmu ini dulu sangat familiar di kalangan bangsa Arab, karena digunakan sebagai petunjuk ketika sedang melakukan migrasi  ke suatu daerah yang jauh.

Di era sekarang, mungkin ilmu yang sangat bermanfaat ini tidak teramat populer atau digandrungi. Sebab, untuk mencari sesuatu tidaklah sulit seperti zaman dahulu, karena semua informasi atau pengetahuan ada di genggaman dengan adanya smartphone. Karena itulah kini ilmu firasat tidak banyak digunakan. Selain itu, karena untuk menggunakan ilmu tersebut perlu belajar secara intens dan tekun dan harus melakukan eksperimen berkali-kali untuk menemukan hipotesa yang objektif lagi konkret.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan