Harmoni dalam Sinekdoke

3,811 kali dibaca

‘Kampus Elang’ adalah julukan kampus yang kami jadikan jujukan untuk belajar ilmu informatika dan komputer. Demikian juga persahabatan kami. Masing-masing memunyai nama julukan. Julukan disematkan sebagai tanda “penerimaan”, bukan bully atau bahan olokan. Mereka memanggilku “Kaji”, karena aku pernah nyantri di pesantren meski hanya tiga tahun. Yudi yang berambut panjang dipanggil “Gondrong”, Fahmi karena berasal dari Ambon maka dipanggil sama dengan tempatnya berasal, Ambon. Umar yang keturunan Arab, melekat nama “Abud”, sedangkan Erik karena ia China dipanggil “Koko”. Terakhir, Ovan karena perawakannya gendut, kami memanggilnya “Ateng”. Kami ngontrak bareng, setelah perkenalan di awal opspek kampus. Seperti kontrakan “kebhinekaan”; beragam, berbeda suku, ras, dan agama, tetapi tetap satu NKRI. Nasionalis!

“Ji, bantu aku kerjakan tugas aljabar logika ini! Nggak paham tadi,” Gondrong bertanya pada Kaji.

Advertisements

“La sama, aku ya nggak paham. Coba panggil Koko, mungkin bisa bantu,” Kaji menyarankan.

Gondrong segera berteriak, “Ko… Koko! Sini cepat, ke kamar Kaji! One piece terbaru dah keluar episodenya…”

Koko yang fans garis keras anime One Piece cepat menghampiri, “Mana, Ji, mana?”

Kaji cekikikan. “Gondrong ngapusi! Dia nipu kamu, Ko. Ini lo, dia minta bantu kerjakan tugas.”

Gondrong memelas. “Bantu Ko, hanya kamu yang bisa pecahkan poneglyph ini.”

Koko smartest di antara teman sekontrakan. Dia cepat menguasai hal apa pun. Berbeda sekali dengan yang lainnya, keep woles and santuy!

Tiba-tiba ketika kami serius dengan penjelasan Koko, Ateng tergopoh menghampiri kami. “Woi, sebentar sini, aku mau cerita dulu,” dengan napasnya yang tersengal.

“Ada apa, Teng?” tanya Koko.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan