Guru Gokil dan Murid Unyu di Era Digital

1,603 kali dibaca

Orang yang Berpengetahaun

Dengan Sendirinya akan Berbudi Luhur

Advertisements

Ustad Plato al Yunaniy

Lagi-lagi pendidikan menjadi tema menarik untuk disorot, dibicarakan, dan didiskusikan. Mulai persoalan efektivitas pendidikan di zaman now, seringnya berganti kurikulum, biaya yang kian mahal, serta tidak terjangkaunya pendidikan oleh semua kalangan hingga output pendidikan Islam yang sangat mengkhawatirkan.

Semua paham bahwa pendidikan hanya semata-mata mampu mengubah pola pikir parsial ke arah universal, memandang manusia dengan pandangan utuh-komprehensif bahkan dengan eksistensi pendidikan, mampu menciptakan tatanan sosial yang beradab, bermartabat, dan menekankan moralitas yang baik sesuai norma berlaku pada.

Ideal bukan? Iya. Sangat ideal ekspektasinya. Semua memahami bahwa esensi pendidikan tidak lain menciptakan manusia baik dan bermoral. Tetapi, amat sangat disayangkan, fakta demi fakta dari satu daerah dengan daerah lain semakin menambah problematika pendidikan secara universal. Misalnya, seorang guru ngaji mencabuli santriwatinya, pertengkaran satu sekolah dengan sekolah lain, penggunaan dana Bantuan Operasional sekolah (BOS) yang tidak tepat sasaran, bermain proyek atas nama institusi pendidikan, saling intrik-mengintrik sesama rekan guru, bahkan peserta didik lebih memprioritaskan akses teknologi di kelas dengan menegasikan tugas guru yang sedang mengajar.

Saya yakin, masih banyak persoalan pendidikan yang tidak tercium oleh stakeholder di regional masing masing. Tetapi, saya ingin mengatakan bahwa teori pendidikan yang dikupas di bangku akademis belum bisa menjawab dan saya pastikan gagal berdialog dengan realitas sosial. Miris bukan?

Lantas, pertanyaan dari tukang bakso kemudian, bagaimana peran guru-murid sehingga persoalan moral sangat serius serta menjadi pusat perhatian masyarakat kita? Lebih tinggi pendidikan seseorang kok semakin jarang ikut sosisalisasi dengan masyarakat? Bukankah semakin tinggi pendidikan semakin memiliki sensitifitas sosial tinggi? Kenapa dan kenapa harus demikian?

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan