Gelar Seni Merawat Keberagaman di Hari Sumpah Pemuda

920 kali dibaca

Dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda, Universitas Indonesia (UI) melalui Makara Art Center UI (MAC UI) bekerja sama dengan Soka Gakkai Indonesia (SGI) menyelenggarakan pagelaran bertajuk “Gita Cita Pemuda Indonesia”. Acara yang dikemas dalam bentuk pertunjukan seni dan dialog kebangsaan ini dilaksanakan pada Rabu (28/10), pukul 19.00 WIB, dan bisa disaksikan secara virtual melalui kanal Youtube Makara Art Center UI https://www.youtube.com/channel/UCL3RgrAsnWi0KkgpI1HVTxw dan Sultan TV.

Acara peringatan Sumpah Pemuda ini dibuka oleh Wakil Rektor UI bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Rer Nat Abdul Haris dan Ketua SGI Peter Nurhan. Pada pagelaran seni budaya, ditampilkan berbagai bentuk kesenian, di antaranya Kolintang dari Pinkan Indonesia, Tari Papua, Dynamic Dance, Lion Gymnastic, Tarian Genderang Langit, Musik Religi Ki Ageng Ganjur dari Yogyakarta, dan penampilan artis Cici Paramida.

Advertisements

Sementara, pada sesi Dialog Kebangsaan, sejumlah nara sumber yang tampil diantaranya, Ronal Surapradja (artis), Prof Dr Ketut Suryajaya (Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI)), Dr Ngatawi Al-Zastrouw (Kepala MAC UI), Elly Muliawan, dan Sofyan Shugo (dari Soka Gakkai Indonesia). Acara dipandu oleh Dr Devie Rahmawati (Direktur Kemahasiswaan UI).

Selain untuk memeriahkan peringatan hari Sumpah Pemuda, acara ini juga dimaksudkan untuk menggali dan mengaktualisasikan spirit perjuangan para pemuda Indonesia yang melampaui sekat-sekat etnis dan ideologi. “Sumpah pemuda tidak sekadar momentum kebangsaan, tapi sekaligus juga momentum kebudayaan,” demikian kata Zastrouw, Kepala MAC UI dalam siaran pers Rabu (28/10/2020).

“Para pemuda yang bersumpah pada 28 Oktober 1928 itu tidak hanya membangun tekad bersama melawan kaum penjajah, tetapi juga membangun tekad merawat dan menjaga keberagaman dalam bingkai persatuan. Mereka bertekad membangun kerja sama lintas etnis, lintas budaya, dan lintas agama dengan melepas kepentingan kelompok dan ego masing-masing untuk membangun peradaban. Inilah makna terpenting dari peristiwa Sumpah Pemuda yang harus kita gali dan kita jaga secara terus-menerus,” kata Zastrouw lebih lanjut.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan