Cinta Suci Rusli

931 kali dibaca

Hari ini ulang tahun Risa. Tapi Rusli membawakan dua kado. Walaupun Ana, Kakak Risa, tidak ulang tahun, ia tetap memberikan hadiah kepadanya. Rusli sangat menyayangi keduanya.

“Aku bersyukur telah menemukan Papa yang sangat mencintai anak-anakku,” puji Anisa kepada Rusli.

Advertisements

“Aku juga bersyukur menemukan Mama. Karena sejak menikah, usaha jasa boga kita bisa menjadi besar.”

*

Tujuh tahun lalu, Rusli mengantarkan Anisa pulang untuk menemani ibunya ke peristirahatan terakhirnya. Di tengah perjalanan, Rusli hatinya hancur setelah mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut Anisa.

“Farhan kemarin melamarku. Sebenarnya aku berjanji hari ini akan menjawabnya, tetapi ibu sekarang telah berpulang.”

Hati Rusli seketika menjadi hancur. Cinta yang dipendamnya seketika kandas mendengar perkataan bahwa Anisa, gadis yang dicintainya, dilamar oleh sahabatnya sendiri.

“Seandainya aku yang melamar kamu kemarin, bagaimana jawabanmu, Cha?”

“Bercandamu tidak lucu, aku lagi berkabung, Rus.”

“Farhan itu orang baik, sebagai pimpinan EO kita ia tegas, disiplin, komunikatif.”

“Iya sih, tapi menurutku lebih terkesan kaku daripada ketegasan.”

“Kamu itu santun, kreatif, dan artistik. Sudah jadi pasangan yang klop kalau jadi pasangan suami-istri.”

“Bisa saja kamu Rus.” Anisa tersipu malu.

“Tapi serius aku tanya, seandainya aku yang melamarmu apa akan kamu terima?” Rusli berkata dengan cengar-cengir.

“Mungkin saja. Jika kamu lebih kaya daripada Farhan.”

“Iya aku sadar gajiku tidak akan kuat beli kosmetik untukmu.”

Sebenarnya dalam canda Rusli terungkap perasaan cintanya kepada Anisa, sahabatnya sejak kecil. Tetapi ia merasa minder terhadap Anisa, perempuan yang paling cantik di Event Organizer yang mereka dirikan. Semua karyawan sangat mengidolakan Anisa karena kesantunan, kecerdasan, dan tangan dinginnya dalam seni dekor.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan