Cermin Kimin (Kado Ulang Tahunku)

5,017 kali dibaca

Kimin, wartawan muda yang cukup berbakat, tiba-tiba menjadi pembicaraan. Bukan karena tulisan beritanya, melainkan oleh isi tas kerjanya yang dinilai banyak orang sangat ganjil. Sejak sepekan terakhir, tas kerja Kimin tidak hanya berisi alat-alat pendukung tugas kerja jurnalistik seperti notes, tape recorder, dan kamera. Di dalam tas kerja Kimin juga berisi sebuah cermin, sesuatu yang biasanya menjadi “barang asing” di kalangan wartawan.

“Wartawan, kok, ke mana-mana membawa cermin, nenteng pengilon. Memangnya kamu mau jadi pesolek? Mau alih profesi jadi fotomodel? Nggak ada potongan kamu,” demikian beberapa kawan dekatnya meledek.

Advertisements

Kimin sendiri menganggap semua komentar tentang keganjilannya sebagai angin lalu. Bahkan, omelan istrinya tiap kali Kimin pulang kerja tak pernah ditanggapi serius. “Itu cerminku satu-satunya, jangan dibawa-bawa. Apa kalau mau pakai lipstik aku harus numpang di rumah tetangga.” Tapi, Kimin hanya tersenyum tipis tiap kali diomeli istrinya seperti itu.

Semakin lama, yang terlihat ganjil ternyata bukan cuma isi tas Kimin. Kebiasaan Kimin pun juga mulai terlihat aneh. Sebentar-sebentar, Kimin membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah cermin berukuran 10 x 15 sentimeter dan mengaca! Bahkan, setiap kali hendak melakukan wawancara dengan nara sumber beritanya Kimin pasti mengaca dulu. Bercermin. Anehnya, meskipun sebentar-sebentar atau setiap kali hendak melakukan wawancara mengaca dulu, penampilan Kimin tidak berubah, tak berbeda dengan sebelumnya. Kimin tetaplah Kimin, wartawan yang memiliki sedikit bakat seni dan berpenampilan dekil. Rambutnya jarang disentuh sisir, kumisnya dibiarkan tumbuh liar, dan pakaiannya selalu lusuh.

“Kimin, kamu sekarang ngaca terus, tapi penampilanmu tak pernah menjadi necis. Kenapa?”

“Aku membawa cermin bukan untuk berdandan, tapi untuk mengaca, tahu!”

Bahkan, makin lama akhirnya cermin itu ternyata bukan digunakan untuk Kimin sendiri. Ada kebiasaan baru Kimin yang cukup mengganggu suasana kerja jurnalistik di kalangan wartawan. Setiap kali hendak melakukan wawancara —selain dirinya sendiri— Kimin juga minta sumber beritanya mengaca dulu dengan cerminnya. Tapi, tidak semua sumber beritanya memenuhi permintaan Kimin. Malahan, ada beberapa sumber berita yang tersinggung dengan permintaan Kimin itu. Karena itu, kawan-kawannya sesama wartawan akhirnya memprotes kebiasaan Kimin itu.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan