BISIKAN MALAM SERIBU BULAN

43 views

BISIKAN MALAM SERIBU BULAN

Semilir angin menyapa wajahku
Berbisik lembut dalam sunyi
Angin itu berkata
“Panjatkanlah doamu, sebab malam ini penuh berkah.”

Advertisements

Aku merenung, mencari makna,
Bertanya dalam batin,
“Apa artinya?”
Untuk membuktikan
Kuangkat tangan, memohon pada Tuhan Yang Maha Esa.

Di atas sana, bulan purnama bersinar terang,
Menyinari malam yang hawanya berbeda.

Ternyata, ulama berkata,
Inilah malam Lailatul Qadar—
Lebih baik daripada seribu bulan,
Tempat doa-doa dikabulkan,
Di sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Pantas saja, malam itu,
Aku merasakan ketenangan—
Yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

IMAN MUSIMAN

Sepoi-sepoi angin menyapa permukaan kulitku
Aku mencuri udara
Sejuk kurasakan
Lalu, aku tersenyum puas.

Mataku memicing, menatap cahaya pantulan rembulan
Bulan itu terseyum
Meski kecil, tetapi keberadaan terlihat jelas dengan mata telanjang.

Samar-samar suara kudengar, azan dikumandangkan
Orang berbondong-bondong berjalan menuju masjid,
Bukan hanya kaum Adam, tetapi ada juga kaumku.

Aku menyempatkan diri
Untuk bertanya pada perempuan mukena pink.
“Ada acara apa?” tanyaku penasaran.
“Lho, memangnya kau gak tahu? Ini sudah memasuki bulan suci Ramadhan!” serunya, nadanya kurang mengenakkan,
Seperti menghinaku yang memang kekurangan fasilitas pada media berita.

Perempuan mukena pink itu berjalan menjauhiku
Lama-lama punggungnya menghilang karena lautan manusia melangkah dengan niat menuju kemenangan
Kerutan di keningku tercetak
“Bagaimana bisa manusia hanya beribadah pada saat bulan Ramadan?”

“Sebenarnya mereka hamba Tuhan atau hamba Ramadan?” tanyaku kepada udara.

MALAIKAT MENJEMPUT

Sungguh manis setiap jiwa yang berpulang
Di bulan suci Ramadan
Dengan cara yang indah
Membuat setiap insan bernapas iri
Melihat cara malaikat menjemputnya.

Sebagian insan terus berbuat kebajikan

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan