BIDADARI BERSELENDANG BIANGLALA

1,700 kali dibaca

BIANGLALA BIRU TERTUTUP RINDU

Putih yang terkasih
Riuh merengkuh sekuncup resah
Dalam hening aku mendesah
Meringkuh sepi sendiri tersisih

Advertisements

Sang bayu meniup rindu
Terbang ke angkasa yang biru

Laut pasang memercikkan butiran bening
Raut yang takkan pudar meski kusebut dalam hening

Padamu yang kusebut rindu
Pulang dan kembalikan senyumku
Pada mata yang lama tak saling temu
Kuarsir sajak langit yang kelabu

Bianglala itu kini bersemu biru
Nampak pudar karena angin rindu
Sukmaku yang kau bawa ke perantauan
Jejakku yang kau tinggal sendirian

Inginku kembali terpana
Oleh pikat kerlip mata yang memesona
Oleh setumpuk peluk yang menepis pedih
Lalu hinggap pada hati sang kekasih

 

KERLIP MATA KUNANG-KUNANG

Bukan purnama yang membuatku terpesona
Juga bukan bianglala yang memberi warna
Bukan pula sirius yang paling terang di semesta
Bukan juga mega merekah yang menyilaukan mata

Mata yang indah laksana kerlip kunang-kunang
Memagar setiap lekukan gemintang di awang-awang
Karena memang sinarnya yang terpandang
Akan selalu memberikan tenang

Aku tahu Tuhanku tidak akan pernah lelap
Tuhanku juga selalu hadir dalam setiap kerlip
Kerlip mata yang bagaikan sinar kunang-kunang
Telah memandangku yang selalu mencipta kenang

Juga tentang kepak sayapnya yang hinggap di kelopak
Menghiasi risau dengan sejuta bunga di ambang surga
Meniti kisah demi kasih untuk seorang pangeran arya
Agar setiap sajakku ini selalu mencipta jejak

Maka, ingin sekali lagi kutuliskan
Matanya yang berbinar manja menyegarkan
Setiap kata akan selalu berhias kasih setia
Karena dia yang memegang kendali mulia

 

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan