Beragama Tanpa Etika Bisa Jadi Pengacau dan Perusuh

2,811 kali dibaca

Berkali kali-kali gerombolan pembawa bendera HTI bikin kacau dan merusak acara Hari Santri Nasional (HSN). Masih segar dalam ingatan, setahun lalu mereka mengacaukan peringatan HSN di Garut dengan membuat provokasi mengibarkan bendera HTI saat upacara peringatan HSN berlangsung, hingga salah satu anggota Banser terpancing. Kemudian, mereka menjadikan kasus tersebut sebagai bahan fitnah dan caci maki.

Kali ini peristiwa yang sama terulang. Dalam acara peringatan HSN di Cianjur, Jawa Barat, mereka kembali datang mengacau dan merusak acara yang sudah disiapkan panitia. Sikap anarkhi, biadab, dan barbar seperti preman mereka tunjukkan dengan mengibarkan bendera HTI yang mereka klaim sebagai bendera tauhid. Dan, kembali kita melihat kalimat Allah yang mulia dijadikan tameng dan topeng atas tindakan biadab yang mengabaikan etika dan akhlak dengan merusak acara orang lain

Advertisements

Sebagaimana kita ketahui, acara HSN di Cianjur adalah acaranya NU. Sebagai penyelenggara, NU dan panitia bebas menentukan aturan main untuk mensukseskan acara agar sesuai dengan visi, missi, dan spirit organisasi, termasuk menentukan atribut yang perlu dibawa di acara tersebut. Orang yang beradab dan tahu etika akan menghormati dan menjaga aturan yang dibuat oleh penyelenggara acara. Jangankan sampai mengacau dan merusak acara, datang dengan membawa atribut yg dilarang oleh panitia saja sudah tidak etis. Apalagi sampai berteriak-teriak di panggung utama tanpa persetujuan tuan rumah.

Melihat kelakuan mereka yang tanpa adab dan akhlak, timbul berbagai pertanyaan, sebenarnya mereka ini sungguh-sungguh ingin memperjuangkan Islam atau cuma ingin mengacau dan bikin kisruh? Kalau mereka memang ingin serius memperjuangkan Islam, mestinya dilakukan dengan cara-carayang baik, yang sesuai dengan etika dan akhlak Islam. Misalnya, mereka bikin acara sendiri dengan cara dan aturan yang mereka tentukan sendiri, dihadiri oleh kelompok sendiri yang sepaham. Dengan cara ini, mereka bebas mengibarkan bendera apa saja yang mereka mau. Dengan demikian umat bisa memilih untuk hadir di event yang sesuai dengan selera dan pemahaman masing-masing. Cara-cara seperti ini akan lebih elegan dan beradab. Bukan dengan cara merusak acara orang lain.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan