Anak dan Dimensi Pendidikannya

2,923 kali dibaca

Hari ini, Jumat, 23 Juli 2921, adalah Hari Anak Nasional. Bertolak dari hari istimewa bagi anak ini, sepatutnya kita dapat mengambil nilai ajar yang mengedepankan hak-hak seorang anak agar kelak ketika sudah dewasa dapat berperan aktif dan positif di tengah-tengah kehidupan. Sebagai orang tua (orang yang sudah dewasa), berkewajiban untuk memperhatikan dan memberikan pendidikan yang baik agar kehidupan ini berjalan sesuai dengan kaidah sosial kemasyarakatan.

Persoalan pendidikan anak tidak segampang membalik telapak tangan. Akan tetapi diperlukan upaya dan ikhtiar yang kuat serta komitmen yang sungguh-sungguh agar anak di kemudian hari dapat hidup layak, dan layak untuk berkiprah dalam kehidupan. Karena dengan bekal pendidikan yang baik, etika yang didapat dari orang tua, akan berdampak signifikan bagi kelangsungan hidup anak di kemudian hari.

Advertisements

Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, “Setiap bayi yang terlahir, dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi.” (H.R Bukhari).

Hadis ini jelas memberikan deskripsi bahwa orang tua mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam membentuk karakter seorang anak. Oleh sebab itu, eksistensi orang tua bertanggung jawab penuh terhadap nilai-nilai baik dan buruknya seorang anak.

Seorang anak berhak mendapatkan pendidikan yang baik dari kedua orang tuanya. Begitupun, kedua orang tua berkewajiban untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Di dalam Islam terdapat kaidah atau aturan dalam membangun karakter pendidikan bagi seorang anak. Islam atau dalam hal ini Rasulullah telah memberikan tata cara pendidikan yang akan menjadi dasar utama seorang anak dalam melangkahi kehidupan. Islam memiliki dasar-dasar pendidikan yang ramah terhadap anak, tanpa adanya kekerasan, paksaan, penindasan, atau bentuk pendidikan anarkis lainnya.

Mengajarkan Tauhid

Tauhid atau mengesakan Allah merupakan pokok ajaran utama di dalam Islam. Islam membawa karakter agama ketauhidan (Esa, Mahatunggal). Maka hal yang utama yang diajarkan kepada anak adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Monotheisme adalah dasar Islam itu sendiri. Maka sejak awal anak-anak kita diajarkan dasar ketauhidan agar tertanam kuat dalam sanubari mereka bahwa Allah adalah tunggal (wahdaniyah).

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan