Amalan Qiyamul Lail Santri Annuqayah

1,531 kali dibaca

Sudah berbilang abad, ribuan pesantren di Indonesia masih tetap eksis sampai sekarang, dan terus mendidik para santri dengan bermacam disiplin ilmu pengetahuan. Terlepas dari bagaimana transfer keilmuan terjadi, lazimnya pesantren juga memiliki model amalan tersendiri sebagai bagian dari identitas kepesantrenannya.

Amalan khas pesantren biasanya menjadi ikatan antara pesantren, kiai (pengasuh), dan santri. Dengan ikatan itu akan mempermudah proses transfer keilmuan dari kiai kepada para santri. Selain itu, amalan juga menjadi mediasi (tirakat) sampainya diri kepada yang Haq. Macam-macam amalan yang dijalankan di pesantren, seperti puasa Senin-Kamis, salat berjamaah lima waktu secara istikamah selama 41 hari, dan lain sebagainya. Kadang amalan tersebut bersifat unik dan nyeleneh.

Advertisements

Tidak terkecuali di Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk, Sumenep Madura, yang berdiri sejak 1887. Pesantren Annuqayah juga memiliki amalan khas ma’ruf yang sudah lama mentradisi di lingkungan pesantren. Salah satunya qiyamul lail, alias bangun tidur di malam hari, bagi santri. Tapi ada yang unik dengan amalan yang satu ini. Biasanya orang yang qiyamul lail bermaksud melaksanakan salat tahajud dan zikir untuk melangitkan segala kesah dan hajat. Diyakini, tengah malam sebagai waktu yang istijabah.

Namun tidak demikian dengan qiyamul lail santri Annuqayah. Amalan qiyamul lail santri Annuqayah ternyata hanya untuk membaca “Aamiin, aamiin, aamiin” dan selesai. Setelah itu pun biasanya santri kembali melanjutkan acara tidur yang sempat tertunda.

Usut punya usut, amalan khas bermula dari kegigihan dan ketulusan seorang kiai di dalam mendidik para santri menjadi bagian dari penerus bangsa yang madani. Kejelasan amalan ini penulis peroleh dari kisah yang diriwiyatkan langsung oleh KH Moh Ali Fikri (keponakan KH  Moh Amir Ilyas dan Pengasuh PP Annuqayah daerah Lubangsa sekarang).

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan