Kesalehan Artifisial

ABHÂKALAN

1,034 kali dibaca

ABHÂKALAN

Jauh sebelum aku mengenal cinta
Ayah dan ibu lebih dulu memberiku matahari
Sebagai cahaya keluarga
Agar kelak, matahari itu bisa memberiku jalan
Menuju pintu kebahagiaan

Advertisements

Pada dinding hati ayah dan ibu
Serumpun kebahagiaan terbit di matanya
Seperti warna-warni kehidupan
Yang menjelma kilau gemintang

Jika suatu hari nanti kita berpisah
Yang lebih menjadi api adalah luka

Sumenep, 2021.

PADA DEBAR RINDU KITA

Kita diciptakan untuk apa, Yana?
Sebagai kerinduan atau manusia yang melahirkan banyak tanda tanya?
Kita adalah sepasang cinta yang mempunyai latar belakang kebahagiaan

Lalu kita diciptakan untuk apa, Yana?
Memeluk kesepian?
Atau menjadi manusia yang gemar menyimpan abai
Di pintu paling belakang rumah masa lalu kita

Kutemui sebuah kenangan
Tentang rindu-rindu kita yang nyaris gemintang

Giliyang, 2021.

DI BIBIR MALAM

Di bibir malam, kau menjelma sebagai perempuan yang gemar tersenyum
Meski di tubuhmu sebuah tangis kadang-kadang tumbuh
Menjelma api masa lalu

Kau terlihat bisu, di malam itu
kesunyian adalah kegagalan
yang menyimpan kebahagiaan

Dan kau tetap menjelma sebagai perempuan yang gemar tersenyum
Meski di tubuhmu tersimpan kemelut waktu

Sumenep, 10 Mei 2021.

BERI KAMI JALAN MENUJU PINTU SURGAMU
Mengenang Alm. K. Muallam

Izinkan aku menjumpaimu
Meski dalam mimpi di altar malam
Menggalah istikamahmu yang semadi di dekap semesta

Beri kami jalan menuju pintu surgamu
Mencari nama Tuhan dalam zikir
Hingga dalam diriku tak ada rasa yang terbelenggu

Kiai

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan